
Apa itu nilai pasar dan seberapa penting hal ini untuk dipahami? Sebelum kita lanjut membahas tentang seluk beluk investasi baik itu dipasar modal atau pasar uang, tentu kita harus memahami dulu beberapa istilahnya, salah satunya adalah nilai pasar.
Jadi, apa itu nilai pasar? Sesuai namanya, Nilai pasar adalah harga di mana suatu produk atau layanan dapat dijual di pasar yang kompetitif dan terbuka.
Nah, nilai pasar dapat ditentukan dengan mudah ketika ada sejumlah besar pembeli dan penjual yang bersedia yang terlibat dalam pembelian dan penjualan produk serupa secara berkelanjutan. Sehingga nilai pasar adalah harga yang akan diambil aset di pasar, atau nilai yang diberikan komunitas investasi kepada ekuitas atau bisnis tertentu.
Dapat dikatakan bahwa hal ini sangat bergantung pada nilai yang ditentukan oleh pelaku pasar dan secara bergantian yang digunakan untuk menghitung kapitalisasi pasar pada saat berhadapan dengan aset dan perusahaan.
Baca: Nilai Buku.
Sampai disini saya rasa sudah jelas bahwa nilai pasar secara sederhana dikatakan sebagai nilai yang diberikan oleh pelaku pasar terhadap suatu sekuritas atau aset, sebut saja saham atau aset lain seperti properti. Dengan demikian, nilai pasar bergantung pada seberapa besar pelaku pasar menghargai aset investasi, bisa saja nilainya lebih besar dari nilai buku dan nilai intrinsik (over value) atau bahkan dibawah nilai buku atau nilai intrinsiknya (under value).
Daftar isi
Hubungan antara Nilai Pasar dan Harga Pasar
Di sisi lain, harga pasar mengacu pada harga di mana pertukaran barang terjadi. Hal ini tentu saja sangat ditentukan olehpermintaan dan penawaran dari pelaku pasar, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa jumlah yang bersedia dibayar pembeli harus persis sama dengan apa yang bersedia diterima penjual.
Nilai pasar suatu barang sama dengan harga pasarnya hanya ketika pasar yang adil (fear value). Agar pasar dapat beroperasi dalam kondisi yang adil atau efisien, kriteria tertentu harus dipatuhi:
1.Tidak ada keterikatan para pihak
Maksudnya gini, sebenarnya tak satu pun dari pihak-pihak dalam kontrak penjualan harus terburu-buru atau perlu menyelesaikan transaksi pada saat itu. Biasanya, pembeli atau penjual yang tertekan cenderung membuat keputusan investasi atau penjualan yang salah sehingga tidak mencerminkan situasi pasar dengan benar.
2.Waktu, informasi, dan eksposur pasar yang cukup
Baik pembeli maupun penjual diberi cukup waktu untuk melakukan kajian atau riset mereka masing-masing, memahami situasi pasar, menganalisis alternatif, dan membuat keputusan yang tepat.
3.Harga yang disepakati bersama
Dalam hal ini jelas bahwa harga merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli, sehingga tak satu pun dari pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi harus dipaksa untuk melakukan transaksi, dan pada akhirnya harga akhir yang diputuskan harus disepakati antara pembeli dan penjual.
Namun, pasar yang adil tidak selalu muncul dengan sendirinya.
Baca juga: Apa itu Saham?
Bagaimana Menentukan Nilai Pasar?
Secara sederhana, Nilai pasar umumnya dapat dinyatakan dalam bentuk rasio matematika yang memberikan wawasan manajemen tentang apa yang dipikirkan oleh investor perusahaan tentang organisasi, baik kondisi saat ini maupun di masa depan.
Beberapa rasio nilai pasar yang seringkali digunakan oleh pelaku pasar diantaranya:
- Laba per Saham (Eeaning Per Share): EPS dihitung dengan mengalokasikan sebagian dari laba perusahaan untuk setiap saham individu. Jelas bahwa EPS yang lebih tinggi menunjukkan profitabilitas yang lebih tinggi pada suatu perusahaan atau entitas bisnis.
- Nilai Buku per Saham: Dihitung dengan membagi ekuitas perusahaan dengan jumlah total saham beredar, umumnya dikenal juga book value per share (BPVS)
- Nilai Pasar per Saham: Ini dihitung dengan mempertimbangkan nilai pasar suatu perusahaan dibagi dengan jumlah total saham yang beredar.
- Rasio harga Pasar/nilai Buku: Rasio pasar/nilai buku seringkali digunakan untuk membandingkan nilai pasar perusahaan dengan nilai bukunya. Ini dihitung dengan membagi nilai pasar per saham dengan nilai buku per saham. Biasanya rasio ini juga dikenal dengan PBV (Price Book Value)
- Rasio Harga/Laba (P/E): Rasio P/E (price to earning ratio) adalah harga saham saat ini dibagi dengan laba per saham.
Saya rasa, pembahasan tentang rasio ini akan lebih menarik jika dibahas tersendiri agar artikel ini gak terlalu panjang dan membosankan.
Nah, bagaimana apakah sekarang sudah lebih paham? Semoga saja ya….selanjutnya kita akan bahas bagaimana cara menghitung nilai pasar yang seringkali digunakan oleh value investor khususnya saham, yuk kita lanjut.
Baca: Perbedaan Investasi Aktif dan Pasif.
Bagaimana Menghitung Nilai Pasar?
Untuk menghitung nilai pasar, khasusnya pada pasar modal (saham) ada beberapa pendekatan atau metode yang sering digunakan, diantaranya sebagai berikut:
Pendekatan Pendapatan
1.Arus Kas Diskonto (Discounted Cash Flow)
Dengan pendekatan DCF, nilai pasar adalah fungsi dari perkiraan nilai sekarang dari arus kas masa depan perusahaan. Hal ini dilakukan dengan memproyeksikan arus kas masa depan, yang kemudian didiskontokan sehingga mencapai nilai sekarang.
Tingkat diskonto tergantung pada suku bunga yang berlaku dan tingkat risiko yang terkait dengan bisnis yang akan dihargai. Sehingga metode ini sangat subjektif atau bisa dibilang akan berbeda antara analis yang satu dengan yang lain, tergantung pada proyeksi dan kemampuan dalam toleransi risiko.
2.Metode Penghasilan yang Dikapitalisasi
Metode pendapatan yang dikapitalisasi digunakan untuk menghitung nilai properti penghasil pendapatan yang stabil. Pendapatan operasional bersih yang diperoleh selama periode waktu tertentu dibagi dengan tingkat kapitalisasi, yang merupakan perkiraan potensi pengembalian investasi.
Pendekatan Aset
Dengan metode atau pendekatan aset, nilai pasar wajar (Fear Market Value) dihitung dengan menghitung aset dan kewajiban yang disesuaikan dengan yang dimiliki oleh perusahaan.
Metode ini memperhitungkan aset tidak berwujud, aset di luar neraca, dan kewajiban yang tidak tercatat. Perbedaan antara FMV aset dan liabilitas adalah nilai aset bersih yang disesuaikan.
Pendekatan Pasar
1.Perusahaan Terbuka Pembanding
Metode selanjutnya untuk menghitung nilai pasar adalah dengan menghitung nilai bisnis yang dapat dievaluasi dengan membandingkan semua bisnis yang beroperasi dengan skala yang sama di industri atau wilayah yang sama.
Setelah membentuk perbandingan atau group dari perusahaan yang sebanding, rasio seperti EV/EBITDA, EV/Revenue, P/E ratio kemudian dapat dihitung.
2.Transaksi Sebelumnya (Preseden)
Dengan metode penilaian transaksi preseden atau transaksi sebelumnya, harga yang dibayarkan untuk perusahaan serupa dalam transaksi sebelumnya digunakan sebagai referensi.
Biasanya, pendekatan ini paling sering digunakan sebelum kesepakatan merger dan akuisisi yang prospektif. Sangat penting untuk mengidentifikasi transaksi dalam industri yang sama, skala operasi yang sama, dan melibatkan jenis pembeli yang sama.
Sehingga hasil analisis akan menemukan konsensus antara analis yang satu dengan yang lainnya.
Analogi Nilai Pasar
Nah, kita sudah mencapai pada kesimpulan dari pembahasan tentang nilai pasar, namun sebelumnya kita akan mencontohkan atau membuat analogi perumusan nilai pasar dengan analogi pasar tanaman hias.
Sebuah Stand Galery memajang 3 Lukisan unggulan, sebut saja (1) Lukisan Landscape (Pemandangan) harganya Rp5 juta, (2) Lukisan Abstrak harganya Rp2,5 juta dan (3) Lukisan Klasik harganya Rp1,5 juta.
Pengunjung stand sangat tertarik dengan ketiga jenis tanaman hias tersebut, akan tetapi kebanyakan dari pengunjung stand melakukan penawaran harga untuk ketiga jenis tanaman hias tersebut, yang masing-masing Rp4 juta untuk Lukisan Landscape, Rp2 juta untuk jenis Lukisan Abstrak dan Rp1 juta untuk jenis Lukisan Klasik. Sayangnya dari semua penawaran yang dilakukan oleh pengunjung, semua lukisan belum ada yang terjual.
Nah, dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai pasar dari ketiga jenis Lukisan yang ada pada galery tersebut masing-masing adalah (1) Lukisan Landscape Rp4 juta, (2) Lukisan Abstrak Rp2 juta dan (3) Lukisan Klasik Rp1 juta.
Kesimpulan
Nilai pasar merupakan harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli dalam hal ini instrumen investasi seperti harga saham di pasar modal, sehingga bisa saja naik atau turun sesuai kesepakatan penjual dan pembeli.
Sebagai seorang calon investor sukses, sudah sewajarnya Anda tidak tergiur oleh rekomendasi artis atau analis saham dadakan. Anda semestinya memahami dengan baik tentang instrumen investasi yang akan Anda pilih, sebut saja Saham.
Dengan demikian, barulah Anda bisa melakukan analisis tentang saham atau tepatnya instrumen investasi yang tepat, sehingga Anda bisa membuat keputusan membeli atau menjual instrumen investasi dengan rasional.
Istilahnya ada strategi entri (masuk/beli) dan exit (Keluar/jual) dalam investasi, jangan sampai Anda gak paham strategi dasar investasi ini, karena akan berujung pada risiko kerugian jika Anda terlambar untuk exit atau menjual investasi yang sudah untung.
Nah, demikian ulasan singkat tentang nilai pasar, semoga bermanfaat dan selamat berinvestasi, salam cuan.
Referensi:
- https://corporatefinanceinstitute.com/resources/valuation/market-value/
- https://www.accountingtools.com/articles/market-value
- https://www.investopedia.com/terms/m/marketvalue.asp
- https://www.cermati.com/artikel/nilai-pasar-pahami-pengertian-kelebihan-dan-metode-hitungnya
2 Replies to “Apa itu Nilai Pasar dan Mengapa Hal ini Penting bagi Investor?”