Rasio Solvabilitas: Pengertian, Jenis, Tujuan, Manfaat dan Contoh Soal Perhitungan

pengertian rasio solvabilitas

Apa itu rasio solvabilitas atau solvency ratio? Pengertian Rasio solvabilitas adalah metrik kinerja yang membantu kita untuk memeriksa kesehatan keuangan perusahaan. Secara khusus, ini memungkinkan kita untuk menentukan apakah perusahaan dapat memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka panjang.

Rasio solvabilitas juga dikenal dengan istilah leverage ratio merupakan rasio yang digunakan dalam rangka menilai kemampuan sebuah perusahaan untuk pelunasan hutang dan seluruh kewajibannya dengan menggunakan jaminan modal maupun aktiva (harta kekayaan dalam bentuk apa pun) yang dimiliki baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Rasio solvabilitas juga merupakan bentuk analisis rasio keuangan yang mengukur kesehatan jangka panjang suatu bisnis. Dengan kata lain, rasio solvabilitas membuktikan (atau menyangkal) bahwa perusahaan bisnis dapat memenuhi kewajiban hutangnya.

Rasio solvabilitas juga membantu pemilik bisnis mengawasi tren turun yang dapat menunjukkan potensi kebangkrutan di masa depan. Ini membantu analis mengawasi dengan cermat berapa banyak hutang yang diambil perusahaan dibandingkan dengan aset dan pendapatannya.

Dengan demikian metrik ini sangat berguna bagi pemberi pinjaman, calon investor, pemasok, dan entitas lain yang ingin berbisnis dengan perusahaan tertentu. Biasanya membandingkan profitabilitas entitas dengan kewajibannya untuk menentukan apakah itu sehat secara finansial.

Dalam hal ini, rasio solvabilitas yang lebih tinggi atau kuat lebih disukai, karena ini merupakan indikator kekuatan finansial. Di sisi lain, rasio yang rendah menunjukkan potensi kendala finansial di masa depan.

 

Daftar isi

Pengertian Rasio Solvabilitas Menurut Para Ahli

Diatas kita sudah membahas definisi rasio solvabilitas, dan sekarang kita akan membahas hal ini dari sisi pendapat ahli, berikut ulasan lengkapnya:

Kasmir

Menurut pendapat Kasmir (2016: 150) Rasio solvabilitas atau laverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila peusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

Conant et al

Menurut pendapat Conant et al (1996) pengertian solvabilitas adalah kemampuan organisasi bisnis dalam memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya. Untuk sebuah perusahaan asuransi definisi tentang solvabilitas harus diatur oleh regulator, dalam hal ini Departemen Keuangan, karena terkait kekayaan masyarakat umum. Tingkat solvabilitas bagi suatu perusahaan asuransi yaitu minimum dari uang dan surplus yang wajib dijaga.

Riyanto

Menurut pendapat Riyanto (2004) pengertian solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya jika sekiranya perusahaan tersebut dilikuidasikan.

Sugiarso

Menurut pendapat Sugiarso (2006) pengertian solvabilitas ialah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar utang-utangnya, baik itu utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.

Munawir

Menurut pendapat  Munawir (2007) pengertian solvabilitas yaitu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya jika perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik itu kewajiban keuangan jangka pendek ataupun jangka panjang.

Sutrisno

Menurut pendapat Sutrisno (2009) Pengertian solvabilitas ialah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya jika perusahaan dilikuidasi.

Periansya

Menurut pendapat Periansya (2015:39) pengertian “Rasio solvabilitas atau rasio leverage (rasio utang) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aset perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar.”

Arief dan Edi

Menurut pendapat Arief dan Edi (2016:57) pengertian “Rasio Solvabilitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana pembelanjaan dilakukan oleh hutang yang dibandingkan dengan modal, dan kemampuan untuk membayar bunga dan beban tetap lain.”

Harahap

Menurut pendapat Harahap (2016:303), rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban – kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos – pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.

Baca juga  Belajar di Jurusan Finance, Apakah Menjanjikan?

Syafri

Menurut pendapat Syafri (2008:303) pengertian Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewjiban jangka panjangnya/ kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi.

Baca juga: Pengertian Manajemen Keuangan.

 

Batasan pada Rasio Solvabilitas

Meskipun rasio solvabilitas adalah ukuran yang sangat penting, ada satu hal yang gagal. Hal ini tidak memperhitungkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh sumber pendanaan baru dalam jangka panjang, seperti dana dari saham atau obligasi.

Oleh karena itu, analisis ini harus digunakan bersama jenis analisis lain untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang solvabilitas bisnis.

Rasio solvabilitas bukan merupakan satu ukuran untuk semua. Untuk mengevaluasi stabilitas keuangan jangka panjang aktual perusahaan tertentu, Anda perlu menghitung beberapa rasio solvabilitas yang berbeda dan membandingkannya dengan rata-rata industri.

Salah satu cara untuk segera memahami arti rasio solvabilitas perusahaan adalah membandingkannya dengan rasio yang sama untuk beberapa pemain dominan di sektor perusahaan. Penyimpangan yang relatif kecil dari rasio pemain dominan dalam suatu industri kemungkinan besar tidak signifikan. Perbedaan besar bisa menjadi masalah.

Bahkan dengan kumpulan data yang beragam untuk dibandingkan, rasio solvabilitas tidak akan memberi tahu Anda semua yang perlu Anda ketahui untuk menilai solvabilitas perusahaan. Rasio ini tidak membahas bagaimana utang digunakan secara spesifik.

Investasi dalam proyek jangka panjang bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk membuahkan hasil, dengan rasio solvabilitas terpukul sementara itu, tetapi itu tidak berarti itu adalah investasi yang buruk untuk dilakukan perusahaan.

pengertian rasio solvabilitas
Source: https://www.thebalancesmb.com/

Jenis Rasio Solvabilitas

Jenis-jenis Rasio Solvabilitas menurut Kasmir adalah sebagai berikut

1.Debt to Assets Ratio (Debt Ratio)

Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Rumusnya: Debt to Asset Ratio = (Total Debt : Total Asset) x 100%

2.Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Rumusnya: Debt to Equity Ratio = (Total Debt : Equity) x 100%

3.Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

4.Times Interest Earned

Times Interest Earned atau jumlah kali perolehan bunga merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya. Apabila perusahaan tidak mampu membeyar bunga, dalam jangka panjang menghilangkan kepercayaan kepada kreditor. Bahkan ketidakmampuan menutup biaya tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan adanya tuntutan hukum dari kreditor. Lebih dari itu, kemungkinan perusahaan menuju ke arah pailit semakit besar.

5.Fixed Charge Coverage (FCC)

Fixed Charge Coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang menyerupai Times Interest Earned Rasio. Hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease Contract). Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang.

Baca juga  Membedah Biaya Operasional dalam Laporan Keuangan

Secara umum, dikenal beberapa jenis rasio solvabilitas, berikut penjelasan lengkapnya:

1.Debt to Equity (D/E) Ratio

Debt to Equity Ratio juga sering disingkat  D/E, rasio hutang terhadap ekuitas menetapkan total hutang perusahaan relatif terhadap ekuitasnya. Untuk menghitung rasio, pertama, dapatkan jumlah utangnya. Bagilah hasilnya dengan total ekuitas perusahaan. Ini digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan hutang untuk mendanai operasi (leverage).

Rumusnya: DER = Debt Outstanding / Equity

2.Interest Coverage Ratio

Dengan Interest Coverage Ratio, kita dapat menentukan berapa kali keuntungan perusahaan dapat digunakan untuk membayar beban bunga atas hutangnya. Untuk menghitung angka tersebut, bagi keuntungan perusahaan (sebelum mengurangi bunga dan pajak) dengan pembayaran bunganya.

Semakin tinggi nilainya, semakin banyak pelarut perusahaan. Dengan kata lain, itu berarti operasi sehari-hari menghasilkan keuntungan yang cukup untuk memenuhi pembayaran bunganya.

3.Debt-to-Capital Ratio (Rasio Hutang terhadap Modal)

Seperti yang tersirat dalam namanya, rasio hutang terhadap modal menentukan proporsi modal total bisnis yang dibiayai dengan hutang. Misalnya, jika rasio hutang terhadap modal perusahaan adalah 0,45, itu berarti 45% modalnya berasal dari hutang. Dalam kasus seperti itu, rasio yang lebih rendah lebih disukai, karena ini menyiratkan bahwa perusahaan dapat membayar modal tanpa terlalu bergantung pada hutang.

4.Rasio Hutang terhadap Aset (Debt to Assets Ratio)

Rasio hutang terhadap aset mengukur seberapa banyak basis aset perusahaan dibiayai menggunakan hutang. Anda menghitungnya dengan membagi hutang perusahaan dengan asetnya. Jika rasio hutang terhadap aset perusahaan adalah 0,5, itu berarti, untuk setiap Rp10.000.000,- hutang, ada aset senilai Rp20.000.000,-

Rumusnya: Debt to Asset Ratio = Debt (Hutang) / Assets (Aset)

Baca juga: Konsep Dasar Manajemen keuangan.

 

Tujuan

Tujuan perhitungan rasio solvabilitas menurut Kasmir (2016: 153) adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor);
  2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran Pinjaman termasuk bunga);
  3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal;
  4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang;
  5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva;
  6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang;
  7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki; dan Tujuan lainnya.

Dengan menerapkan rasio solvabilitas diharapkan perusahaan mampu:

  • Menjelaskan posisi dan kondisi perusahaan kepada pihak kreditur
  • Menilai kemampuan sebuah perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya beserta bunga.
  • Mengetahui keseimbangan dari nominal aktiva tetap dari perusahaan terhadap modalnya
  • Menilai sebuah perusahaan berdasarkan aktivanya yang dibiayai oleh hutang
  • Menilai besar kecilnya pengaruh hutang atas manajemen aset maupun aktiva perusahaan
  • Menilai jumlah dana pinjaman dari perusahaan saat ditagih atau telah tiba jatuh tempo atas modal yang dimiliki.
  • Menilai jumlah jaminan hutang yang bersifat jangka panjang berdasarkan modal sendiri (ekuitas).

 

Manfaat Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas bermanfaat untuk:

  1. Menganalisa stabilitas posisi perusahaan sehubungan dengan kewajiban kepada pihak lain
  2. Menganalisis kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitas tetap (seperti persyaratan pinjaman termasuk bunga)
  3. M keseimbangan antara nilai aset, khususnya aset tetap dengan
  4. Menganalisis ukuran aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang
  5. Menganalisa berapa banyak hutang perusahaan mempengaruhi manajemen aset
  6. Menganalisa atau mengukur berapa banyak bagian dari masing-masing modal Indonesia callade digunakan sebagai jaminan jangka panjang utang
Baca juga  Apa Itu Investasi Jangka Pendek, Apa Saja Jenisnya dan Bagaimana dengan Strategi Penerapannya?

Baca juga: Pengertian Likuiditas.

Pembahasan Studi Kasus

Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam penerapan rasio solvabilitas:

  • Debt ratio = total utang / Total Aset x 100%
  • Debt-to-equity ratio = total jumlah utang / ekuitas (modal) x 100%
  • Times interest-earned ratio = laba sebelum pembayaran pajak dan bunga / beban bunga x 100%

 

Contoh Kasus 1

Jika sebuah perusahaan PT. XYZ memiliki neraca sebagai berikut:

  • Saham: Rp420.000.000
  • Kas: Rp25.000.000
  • Laba yang ditahan: Rp145.000.000
  • Barang dagangan: Rp200.000.000
  • Piutang dagang: Rp75.000.000
  • Mesin: Rp250.000.000
  • Bangunan: Rp350.000.000
  • Obligasi: Rp180.000.000
  • Tanah: Rp100.000.000

Dari laporan keuangan diatas, hitunglah rasio solvabilitas perusahaan tersebut, berdasarkan rasio antara modal dan aktiva!

Diketahui:

Total jumlah aktiva: mesin + kas + barang dagangan + piutang dagang + tanah + bangunan = Rp1.000.000.000

Modal: laba yang ditahan + saham = Rp565.000.000

Pertanyaan: Berapa rasio modal dengan aktivanya?

 Pembahasan:

Rasio modal dengan aktiva = (modal sendiri / total aktiva) x 100%

= (Rp565.000.000 / Rp1.000.000.000) x 100%

Rasio modal dengan aktiva = 56,5%

 

Contoh kasus 2

Bagaimana cara Menghitung Rasio Solvabilitas? Seperti yang akan dijelaskan diatas, ada beberapa cara lain untuk menentukan solvabilitas suatu perusahaan, tetapi rumus utama untuk menghitung rasio solvabilitas adalah sebagai berikut:

 Rasio Solvabilitas = (Pendapatan Bersih + Depresiasi) / Semua Kewajiban (Kewajiban Jangka Pendek + Kewajiban Jangka Panjang)

Jika Anda memeriksa dengan cermat, Anda akan melihat bahwa pembilang terdiri dari arus kas entitas saat ini, sedangkan penyebut terdiri dari kewajibannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rasio solvabilitas menentukan apakah arus kas perusahaan cukup untuk membayar total kewajibannya.

Mari kita lihat contoh kasus berikut:

Laporan Keuangan Perusahaan PT.ABC adalah sebagai berikut (dalam Miliar rupiah)

  1. Laba Bersih 45.000
  2. Penyusutan 15.000
  3. Kewajiban Jangka Pendek 83.000
  4. Kewajiban Jangka Panjang 160.000

Pertanyaan:

Hitung rasio solvabilitas berdasarkan data pada laporan keuangan diatas.

Pembahasan

Rasio Solvabilitas = (45.000 + 15.000) / (83.000 + 160.000)

Rasio Solvabilitas = 0,246 * 100 = 24,6%

Penting untuk diperhatikan bahwa suatu perusahaan dianggap kuat secara finansial jika mencapai rasio solvabilitas melebihi 20%. Jadi, dari contoh di atas, jelas bahwa jika PT. ABC mengikuti tren setiap tahun, ia dapat melunasi semua utangnya dalam waktu empat tahun (100% / 24,6% = Kira-kira empat tahun).

Kesimpulan

Selain rasio solvabilitas, sebuah perusahaan juga perlu dinilai berdasarkan rasio likuiditasnya yang menjelaskan kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban utang-utangnya dalam waktu jangka pendek.

Rasio solvabilitas berbeda dengan rasio likuiditas, yang menekankan stabilitas jangka pendek dan bukan stabilitas jangka panjang.

Semakin rendah angka persentase solvabilitas, perusahaan tersebut akan semakin rentan bangkrut. Namun, jika nominal solvabilitas tinggi sementara nilai likuiditasnya relatif rendah, perusahaan pun tetap berisiko mengalami kebangkrutan.

Menghitung rasio solvabilitas merupakan aspek penting untuk mengukur kesehatan dan stabilitas keuangan jangka panjang perusahaan.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan dengan nilai rasio solvabilitas tinggi belum tentu lancar dalam membayar kewajiban utang jangka pendek, demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita untuk belajar berinvestasi dari sekarang, agar perusahaan yang dimiliki tidak rentan bangkrut.

 

Source:

  1. https://corporatefinanceinstitute.com/resources/knowledge/finance/solvency-ratio/
  2. https://www.thebalancesmb.com/what-are-solvency-ratios-and-what-do-they-measure-393211
  3. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2019/09/pengertian-solvabilitas.html
  4. http://eprints.polsri.ac.id/4285/3/3.%20Bab%20II.pdf
  5. http://repository.stiewidyagamalumajang.ac.id/614/3/Bab%202%20%282%29_watermark.pdf

Iklan

Melalui buku ini, Anda akan belajar bagaimana Membangun kekayaan Melalui Investasi.

One Reply to “Rasio Solvabilitas: Pengertian, Jenis, Tujuan, Manfaat dan Contoh Soal Perhitungan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *