Pengertian Portofolio Investasi, Jenis, Tips Mengelola Portofolio dan Contohnya

portofolio investasi

Seorang teman yang bekerja di salah satu sekuritas bertanya begini: “Bro, gimana dengan portofolio mu? Lalu saya jawab: baik-baik aja. Ada yang merah sebaliknya ada juga yang Ijo.

Dilain kesempatan, saat saya mengikuti salah saatu sertifikasi, seorang asesor bertanya: “Mana portofolio Anda? Kemudian, saya menunjukan setumpuk kertas yang isinya dokumen penting yang selama ini saya kerjakan atau ditugaskan kepada saya.

Dilain waktu, ketika saya bertemu dengan Mitra Kerja di Lembaga Keuangan, beliau bertanya begini: “Bagaimana dengan portofolio kredit disini pak? Saya jawab, aman pak, karena kita sebagian besar Ritel.”

Nah, dari sini mungkin kalian punya gambaran tentang definisi portofolio, betul? Jadi portofolio adalah sekumpulan atau setumpuk dokumen yang berfungsi sebagai laporan bagi organisasi, perusahaan, seorang profesional, investor atau bahkan si fresh graduate.

Dalam keseharian, tentu kita sudah memiliki portofolio baik itu dalam karir profesional, koleksi pribadi ataupun portofolio investasi/keuangan. Tujuannya untuk membuat dokumentasi proses pekerjaan/kegiatan guna mencapai maksud dan tujuan yang telah di tetapkan.

Jadi sebenarnya portofolio ini dapat digunakan disemua aspek kehidupan, termasuk dokumen perusahaan/organisasi, milik pribadi, siswa/mahasiswa serta freelancer dan masih banyak lagi.

Karena blog ini khusus membahas tentang manajemen, ekonomi, keuangan dan bisnis, jadi batasan pembahasan kita akan lebih terfokus pada instrumen investasi, so mari kita lanjutkan.

Sajian singkat ini kita akan membahas berbagai hal terkait portofolio dalam hal investasi termasuk contohnya. Jadi silahkan baca terus hingga akhir agar lebih memahami, dan semoga saja berguna kedepannya.

Baca: Pengertian Investasi.

 

Daftar isi

Definisi Portofolio Menurut Para Ahli

­­Dilihat dari asal usulnya, portofolio adalah kosa kata yang berasal dari bahasa inggris: PORT yang berarti Laporan. Sedangkan Folio berarti Lengkap. Jadi secara etimologis portofolio adalah dokumen lengkap (bisa satu atau lebih/setumpuk).

Makna dari portofolio juga berbeda-beda, sangat tergantung pada tujuan dan kebutuhan si pembuatnya. Beberapa mengungkapkan, portofolio merupakan sebuah karya, dokumen, ada pula yang mengatakan sebagai metode atau cara.

Sekarang kita akan melihat pendapat sejumlah ahli yang mendefinisikan Portofolio.

Dilansir dari Ukulele.co.nz, beberapa pendapat ahli ditampilkan sebagai berikut:

Dalam bidang pendidikan, pengertian portofolio menurut pendapat Dasim (2002): “wujud benda fisik atau bukti fisik yang digunakan sebagai suatu proses sosial pedagogis yang merupakan kumpulan dari pengalaman pengetahuan siswa seperti kognitif, skil, dan afektif maupun sebagai adjective yang merupakan konsep pembelajaran penilaian.”

Dalam bidang investasi, pengertian portofolio menurut Husnan (2003) adalah “sekumpulan investasi.”

Dalam bidang keuangan, pengertian portofolio menurut J. Fred Weston: “kombinasi atau gabungan dari berbagai aktiva yaitu investasi surat berharga finansial seperti deposito, properti, real estate, dsb.”

Nah, dari ketiga definisi tersebut dapat kita tarik kesimpulan, “portofolio adalah sekumpulan dokumen lengkap yang tujuannya untuk mendokumentasikan perkembangan suatu proses serta dapat digunakan sebagai instrumen penilaian dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Baca juga  Tips Gampang Mengatur Keungan Rumah Tangga Bagi yang Berpenghasilan Tetap maupun Tidak Tetap

Bisa juga kita artikan sebagai sekumpulan dokumen yang berisi hasil karya atau hasil yang kita kerjakan selama ini (koleksi). Dalam konteks lamaran pekerjaan, portofolio menjadi syarat penting yang diperhitungkan.

Definisi Portofolio Investasi

Dikutip dari Investopedia.com, Portofolio investasi adalah kumpulan investasi keuangan seperti saham, obligasi, komoditas, kas, dan setara kas, termasuk dana tertutup dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF).

Kamus Tokopedia.com menyebut bahwa Portofolio Investasi adalah sekumpulan investasi yang dimiliki oleh suatu institusi ataupun perorangan. Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti obligasi, reksa dana, properti, saham, dan instrumen investasi lainnya. Bagi orang-orang yang melakukan investasi saham, ada pula istilah Portofolio Saham, yaitu kumpulan aset investasi yang berbentuk saham.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa portofolio investsai adalah sekumpulan instrumen investasi yang telah kita koleksi. Jika investasinya di Saham, tentu portofolionya terkait dengan saham-saham yang kita koleksi.

Jika investasi di Reksadana, maka koleksi portofolio bisa aja berupa Reksadana pasar uang, obligasi, reksadana saham atau bahkan campuran (gabungan dari ketiga reksadana).

Tentu dari setiap investasi memiliki tingkat resiko yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat return yang diperoleh investor. Risiko juga bisa timbul dari ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang instrumen investasi yang dipilih. Contohnya, investor yang ikut-ikutan, mudah banget baper.

 

Pemahaman Dasar tentang Portofolio

Salah satu konsep utama dalam manajemen portofolio adalah kebijaksanaan diversifikasi, yang artinya tidak memasukkan semua telur Anda dalam satu keranjang.

Diversifikasi mencoba mengurangi risiko dengan mengalokasikan investasi di antara berbagai instrumen keuangan, industri, dan kategori lainnya. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pengembalian dengan berinvestasi di berbagai bidang yang masing-masing akan bereaksi berbeda terhadap peristiwa yang sama.

Sebenarnya banyak banget cara yang bisa kita lakukan untuk diversifikasi investasi. Tentu saja, Anda bisa memilih dan memilah berdasarkan tujuan investasi Anda. Tujuan Anda untuk masa depan, selera risiko Anda, dan kepribadian Anda adalah semua faktor dalam memutuskan cara membangun portofolio Anda.

 

Tips Mengelola Portofolio

Anda mungkin beranggapan bahwa portofolio investasi sebagai pai yang dibagi menjadi potongan-potongan berbagai ukuran serta bentuk, masing-masing mewakili kelas aset yang berbeda atau jenis investasi.

Investor bertujuan untuk membangun portofolio yang terdiversifikasi dengan baik untuk mencapai alokasi portofolio pengembalian risiko yang sesuai dengan tingkat toleransi risiko mereka.

Meskipun saham, obligasi, dan uang tunai umumnya dipandang sebagai blok bangunan inti portofolio, Anda dapat menumbuhkan portofolio dengan berbagai jenis aset termasuk real estat, saham emas, berbagai jenis obligasi, lukisan, dan koleksi seni lainnya.

Contoh alokasi portofolio yang digambarkan di atas adalah untuk investor dengan toleransi risiko yang rendah.

Secara umum, strategi konservatif mencoba melindungi nilai portofolio dengan berinvestasi dalam sekuritas berisiko lebih rendah.

Dalam contoh, Anda akan melihat bahwa 50% penuh dialokasikan untuk obligasi , yang mungkin berisi perusahaan bermutu tinggi dan obligasi pemerintah.

Alokasi saham 20% yang terdiri dari ekuitas blue-chip atau berkapitalisasi besar, dan 30% investasi jangka pendek mungkin termasuk uang tunai, sertifikat deposito, dan rekening tabungan.

Baca juga  Kajian Pustaka Manajemen Keuangan Menurut Para Ahli

Baca juga: Jenis Investasi.

 

Jenis Portofolio Investasi

Ada banyak jenis portofolio dan strategi portofolio karena ada investor dan manajer keuangan. Anda juga dapat memilih untuk memiliki beberapa portofolio, yang isinya dapat mencerminkan strategi atau skenario investasi yang berbeda, disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda.

1.Portofolio Hibrid

Pendekatan portofolio hibrida mendiversifikasi di seluruh kelas aset. Membangun portofolio hibrid membutuhkan posisi dalam saham serta obligasi, komoditas, real estat, dan bahkan seni.

Umumnya, portofolio hibrid memerlukan proporsi saham, obligasi, dan investasi alternatif yang relatif tetap. Ini bermanfaat, karena secara historis, saham, obligasi, dan alternatif telah menunjukkan korelasi yang kurang sempurna satu sama lain.

2.Portofolio Investasi

Ketika Anda menggunakan portofolio untuk tujuan investasi, Anda mengharapkan bahwa saham, obligasi, atau aset keuangan lain akan mendapatkan pengembalian atau tumbuh nilainya dari waktu ke waktu, atau keduanya.

Investasi portofolio mungkin strategis dimana Anda membeli aset keuangan dengan maksud untuk memegang aset tersebut untuk waktu yang lama; atau taktis di mana Anda secara aktif membeli dan menjual aset yang berharap untuk mencapai keuntungan jangka pendek.

3.Portofolio yang Agresif dan Berfokus pada Ekuitas

Aset yang mendasari dalam portofolio agresif umumnya akan menanggung risiko besar untuk mencari pengembalian besar.

Investor agresif mencari perusahaan yang berada di tahap awal pertumbuhan mereka dan memiliki proposisi nilai yang unik.

4.Portofolio yang Defensif dan Berfokus pada Ekuitas

Portofolio yang defensif akan cenderung berfokus pada bahan pokok konsumen yang tahan terhadap penurunan.

Saham defensif melakukannya dengan baik di saat-saat buruk serta saat-saat yang baik. Tidak peduli seberapa buruk ekonomi pada waktu tertentu, perusahaan yang membuat produk yang penting untuk kehidupan sehari-hari akan bertahan.

5.Portofolio Ekuitas yang Berfokus pada Pendapatan

Jenis portofolio ini menghasilkan uang dari saham pembayar dividen atau jenis distribusi lainnya kepada pemangku kepentingan.

Beberapa saham dalam portofolio pendapatan juga dapat masuk dalam portofolio defensif, tetapi di sini mereka dipilih terutama karena hasilnya yang tinggi.

Portofolio pendapatan harus menghasilkan arus kas yang positif. Kepercayaan investasi real estat (REITs) adalah contoh investasi penghasil pendapatan.

6.Portofolio spekulatif yang Berfokus pada Ekuitas

Portofolio spekulatif adalah yang terbaik bagi investor yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi untuk risiko.

Permainan spekulatif dapat mencakup penawaran umum perdana (IPO) atau saham yang dikabarkan menjadi target pengambilalihan.

Perusahaan teknologi atau perawatan kesehatan dalam proses pengembangan produk terobosan tunggal juga akan masuk dalam kategori ini.

 

Apa saja pertimbangan sebelum kita menentukan Portofolio Investasi?

Oke, sekarang kita sudah sampai pada tahap pembentukan sebuah Portofolio Investasi. Secara umum, ada 3 aspek yang perlu diperhatikan, berikut penjelasannya:

1.Tujuan dan Jangka Waktu investasi

Sebelum kita berinvestasi, tentukan tujuan dalam kegiatan investasi yang kita lakukan. Contoh, persiapan dana pernikahan, dana pendidikan, dana pensiun hingga tabungan darurat.

Baca juga  10 Tujuan Manajemen Keuangan yang Perlu Anda Ketahui

Jika demikian, kita tentu sudah memperkirakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan uang lewat investasi dan memilih produk investasi mana yang sesuai jangka waktu tersebut.

Pada umumnya persiapan dana pernikahan memiliki jangka waktu menengah ke bawah atau paling lama 3 tahun. Dana pensiun umumnya memiliki jangka waktu yang panjang atau diatas 3 tahun.

2.Modal yang Kita Miliki

Berapa sih modal yang yang kita miliki untuk berinvestasi? Dengan modal yang miliki, maka pilihan saham yang bisa kita beli juga beragam, jangan lupa hitung juga biaya trading.

Meski begitu, kini bisa kita temui dengan mudah berbagai produk investasi yang memerlukan biaya yang rendah. Investasi bisa kita mulai dari Rp100.000 pada Reksadana atau Saham. Caranya tentu kurang tepat dibahas disini, karena akan sangat panjang, silahkan googling sendiri ya!

3.Profil Risiko si Investor

Secara umum, profil risiko dikelompokan menjadi tiga, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.

Investor yang memiliki profil risiko konservatif cenderung menghindari risiko dan memilih produk investasi yang aman. Sebut saja Emas atau Deposito.

Investor moderat memiliki toleransi risiko yang rata-rata atau sedang. Pilihan instrumen investasi sudah sangat beragam, mulai dari Reksadana Obligasi, RD Saham atau RD Campuran

Sedangkan, investor agresif memiliki toleransi risiko yang tergolong tinggi karena mengejar imbal hasil yang besar. Biasanya semakin besar return suatu investasi, semakin tinggi tingkat risikonya.

Sebagai catatan, instrumen investasi apapun tentu memiliki 3 profil resiko ini ya, jadi tidak hanya di reksadana. Instrumen saham juga ada yang cenderung konservatif, misalnya memilih saham Bluechip.

Baca: Pengertian Inflasi dan Deflasi.

 

Contoh Portofolio (Dalam Bentuk Gambar)

1.Portofolio secara Keseluruhan

2.Portofolio Saham di Sekuritas

portofolio investasi

Kesimpulan

Kita sudah sampai pada bagian akhir dari pembahasan ini. Jadi portofolio investasi adalah sekumpulan instrumen investasi yang telah kita koleksi (baca: pilih) dalam bentuk Saham, Obligasi, Reksadana, Komoditas, Kas dan Setara Kas.

Investasi juga memiliki tujuan berbeda beda seperti persiapan dana pendidikan, dana pernikahan, dana pensiun hingga untuk mengembangkan aset. Profil risiko terdiri dari 3 yaitu konservatif, moderat (rata-rata) dan agresif.

Demikian pembahasan kita kali ini tentang portofolio investasi, semoga bisa menambah wawasan Anda dalam berinvestasi. Seperti biasa, terima kasih sudah berkunjung & membaca hingga akhir.

 

Source

Portofolio Adalah: Arti, Fungsi, Cara Membuat, Jenis, dan Contohnya (ukulele.co.nz)

Definisi Portofolio (investopedia.com)

Mengenal Portofolio, Istilah Penting yang Biasa Dipakai Dalam Dunia Bisnis (indoworx.com)

Portofolio Investasi – Pengertian, Jenis & Contohnya | Tokopedia Kamus

Iklan

Melalui buku ini, Anda akan belajar bagaimana Membangun kekayaan Melalui Investasi.

One Reply to “Pengertian Portofolio Investasi, Jenis, Tips Mengelola Portofolio dan Contohnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *