Sebelumnya kita sudah pernah post artikel tentang definisi CAPM sampai contoh perhitungan, dimana dijelaskan bahwa CAPM merupakan formula yang menggambarkan hubungan antara risiko sistematis sekuritas dan pengembalian (return) yang diharapkan.
Dengan demikian, dapat membantu investor dalam mengukur volatilitas atau beta keamanan relatif terhadap sekuritas yang dibandingkan dengan return pasar secara keseluruhan.
Konsep CAPM dikembangkan oleh beberapa ahli diantaranya (**William Sharpe (1964), Jack Treynor (1962), John Lintner (1965a, b) and Jan Mossin (1966) ).
Baca: Pengertian Mode CAPM.
Nah, pada post singkat ini kita akan lebih fokus pada pembahasan tentang kelebihan dan kekurangan dari model CAPM, apakah Anda sudah siap? Yuk kita mulai…
Daftar isi
Model CAPM
Model penetapan harga aset modal (CAPM) adalah teori keuangan yang menetapkan hubungan linier antara pengembalian investasi dan risiko yang diperlukan. Model ini didasarkan pada hubungan antara beta aset, tingkat bebas risiko (biasanya tingkat tagihan Treasury), dan premi risiko ekuitas, atau pengembalian yang diharapkan di pasar dikurangi tingkat bebas risiko.
E(ri)= Rf + βi (E(rm)−Rf)
Keterangan:
E(ri)=pengembalian yang diperlukan atas aset keuangan i
Rf =tingkat pengembalian bebas risiko
βi =nilai beta untuk aset keuangan i
E(rm)=pengembalian rata-rata di pasar modal
Inti dari model ini adalah asumsi yang mendasarinya, yang banyak dikritik sebagai tidak realistis dan yang mungkin memberikan dasar untuk beberapa kelemahan utamanya. Tidak ada model yang sempurna, tetapi masing-masing harus memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya berguna dan dapat diterapkan.
Kelebihan Model CAPM
Ada banyak kelebihan dalam penerapan CAPM, diantaranya:
1.Kemudahan penggunaan
CAPM adalah perhitungan sederhana yang dapat dengan mudah diuji tingkat returnnya untuk mendapatkan berbagai kemungkinan hasil agar memberikan kepercayaan diri di sekitar tingkat pengembalian yang diperlukan.
2.Portofolio Terdiversifikasi
Asumsi bahwa investor memegang portofolio yang terdiversifikasi, mirip dengan portofolio pasar, menghilangkan risiko yang tidak sistematis (spesifik).
Baca: Tips melakukan diversifikasi aset investasi.
3.Memperhitungkan Risiko Sistematis
CAPM memperhitungkan risiko sistematis (beta), yang ditinggalkan dari model pengembalian lainnya, seperti (DDM) Devident Discount Models/model diskon dividen. Risiko sistematis atau pasar adalah variabel penting karena tidak terduga dan, karena alasan itu, seringkali tidak dapat sepenuhnya dimitigasi.
Baca: Apa itu Risiko Sistematis.
4.Variabilitas Risiko Bisnis dan Keuangan
Ketika bisnis menyelidiki peluang, jika bauran bisnis dan pembiayaan berbeda dari bisnis saat ini, maka perhitungan pengembalian lain yang diperlukan, seperti biaya modal rata-rata tertimbang (WACC), tidak dapat digunakan. Akan tetapi model CAPM tetap bisa digunakan meskipun terjadi perubahan.
Kelemahan Model CAPM
Dalam ilmu investasi, tidak akan ditemui model yang sempurna atau tanpa kelemahan, demikianhalnya dengan model CAPM. Seperti kebanyakan model ilmiah lainnya, CAPM memiliki kekurangan. Kelemahan utama tercermin dalam input dan asumsi model, diantaranya:
1.Tingkat Bunga Bebas Risiko (Rf: Risk Free)
Tingkat yang diterima secara umum yang digunakan sebagai Rf adalah imbal hasil atas surat berharga negara jangka pendek. Di Indonesia bisa digunakan acuan BI Rate 7Days. Terdapat masalah dengan menggunakan input ini, dimana hasil berubah setiap hari, sehingga menciptakan volatilitas.
2.Return Pasar (Rm: Return Market)
Pengembalian pasar dapat digambarkan sebagai jumlah keuntungan modal dan dividen untuk pasar. Masalah muncul ketika, pada waktu tertentu, pengembalian pasar bisa negatif. Akibatnya, pengembalian pasar jangka panjang digunakan untuk memperlancar pengembalian.
Masalah lain adalah return market melihat data historis ke belakang dan mungkin tidak dapat mewakili pengembalian pasar di masa depan. Karena kondisi dimasa depan sangat tidak pasti sehingga sulit diprediksi, karena situasi bisa saja berubah-ubah.
3.Kemampuan untuk Meminjam dengan Tingkat Bebas Risiko
CAPM dibangun di atas empat asumsi utama, termasuk satu yang mencerminkan gambaran dunia nyata yang tidak realistis. Asumsi ini (bahwa investor dapat meminjam dan meminjamkan pada tingkat bebas risiko) pada kenyataannya tidak dapat dicapai. Investor individu tidak dapat meminjam (atau meminjamkan) pada tingkat yang sama dengan pemerintah.
Oleh karena itu, garis pengembalian minimum yang diperlukan mungkin sebenarnya kurang curam sehingga memberikan hasil pengembalian (return) yang lebih rendah daripada yang dihitung model CAPM.
4.Penentuan Project Proxy Beta
Bisnis yang menggunakan CAPM untuk menilai investasi perlu menemukan reflektif beta dari proyek atau investasi. Seringkali, beta proxy diperlukan. Namun, untuk menentukan secara akurat seseorang untuk menilai proyek dengan benar itu sulit dan dapat mempengaruhi keandalan hasilnya.
Nah, demikian informasi yang dapat kami sampaikan terkait kelebihan dan kekurangan dari model CAPM. So apapun metode investasi yang Anda gunakan, pastikan bahwa Anda telah melakukan analisa sendiri dengan cermat bukan hanya berdasarkan rekomendasi orang lain.
Karena keputusan investasi adalah keputusan yang Anda buat sendiri jadilah manajer untuk uang Anda sendiri dan jangan mau dikendalikan orang lain atau hanya berdasarkan rekomendasi ketika akan mengambil keputusan investasi.
2 Replies to “Kelebihan dan Kekurangan Model CAPM”