
Dalam investasi saham, tidak ada sesuatu yang pasti yang ada hanyalah probabilitas atau seberapa besar kemungkinannya untuk terjadi, karena semua tergantung pada mekanisme pasar. Sebagai seorang investor saham pemula, seringkali saya terjebak dalam angka dan rasio yang tersaji pada laporan keuangan.
Bahkan untuk mengambil keputusan pembelian suatu saham tidak jarang saya melakukan valuasi terlebih dahulu, padahal langkah menghitung valuasi saham justru dilakukan diakhir ketika hendak mengesekusi pembelian saham.
Btw, gak masalah sih yang penting sudah menghitung valuasi dan berharap bahwa analisis sudah dilakukan sebelum membeli suatu saham. Jadi tidak lagi terburu-buru dalam mengambil keputusan atau bahkan terkesan FOMO ketika membeli saham.
Tidak jarang kita mendengar, investor pemula “nyangkut” ketika membeli suatu saham, yang berujung pada saham disuspensi atau mungkin sahamnya delisting. Ada kita juga sering mendengar “main saham” yang konotasinya gak bagus, karena saham bukan mainan melainkan sebuah bisnis.
Jadi ketika membeli saham, kita ibaratkan membeli bisnis yang dijalankan orang lain dan kita mengambil bagian keuntungan yang dihasilkan perusahaan dari menjalankan bisnis dalam bentuk dividen dan “capital gain” atau kenaikan harga saham seiring berjalannya waktu karena kinerja perusahaan yang epik.
Okelah, kita tinggalkan sejenak soal angka, rasio dan valuasi serta atributnya sekarang kita akan fokus membahas tentang analisis fundamental dengan pendekatan kualitatif. Hal ini dilakukan untuk memperkaya analisis, namun jangan berlebihan juga, karena membuat kita lebih takut mengambil keputusan ketika informasi yang kita miliki terkesan lengkap, padahal itu sangat subjektif.
Baca: Analisis Investasi.
Ketahuilah bahwa saat membahas analisis fundamental saham, angka-angka tersebut kemungkinan akan menjadi hal pertama yang terlintas dalam pikiran. Anda akan mendengar tentang konsep seperti harga dan pendapatan, pengembalian aset, penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. Angka-angkanya mudah dijelaskan dan, yang paling penting, diterbitkan setiap kuartal.
Namun, analisis yang baik mencakup faktor kualitatif yang tidak begitu jelas. Jadi, baca terus artikel ini untuk mengetahui apa dan bagaimana menggunakannya untuk menganalisis saham yang menyeluruh.
Daftar isi
Apa itu Analisis Fundamental Pendekatan Kualitatif?
Sederhananya, analisis fundamental kualitatif mempertimbangkan semua aspek perusahaan yang tidak dapat disia-siakan yang masih berdampak pada kinerja perusahaan dan, dengan demikian, nilai perusahaan ikut meningkat.
Misalnya faktor industri seperti seberapa besar pasar dan konsumen yang tersedia, pertumbuhan industri dan prediksinya, pemain sekaligus pesaing di industri dan peraturan pemerintah. sedangkan dari sisi analisa perusahaan, kita bisa mempelajari model bisnis (cara perusahaan hasilkan uang), keunggulan kompetitif, manajemen dan corporate governancenya seperti apa.
Faktor kualitatif sulit diukur karena agak subjektif ketika kita menggunakan pendekatan ini. Meskipun demikian, hal ini menghadirkan peluang bagi investor yang tanggap untuk menangkap sesuatu yang mungkin terlewatkan oleh cakrawala pasar yang luas.
Analisis Industri
Biasanya, analisis fundamental dengan pendekatan kualitatif dimulai dengan analisis industri yang mencakup 4 pertanyaan berikut yang dikutip dari blog diskartes:
- Seberapa besar pasar dan customer yang tersedia pada industri tersebut?
- Seperti apa pertumbuhan industri tahun ini dan prediksinya, apakah sedang bertumbuh atau sudah menurun?
- Bagaimana persaingan dan pemain di industri yang sama?
- Bagaimana dampak peraturan pemerintah terhadap industri?
Perhatikan kondisi industri saat ini atau trend tidak terlalu diperhatikan. Tidak jarang, beberapa investor yang melawan arus, seperti pada saat pertambangan sedang remuk redam dan harganya terlalu rendah di 2020 dan 2021. Bagi investor yang sabar, ini merupakan momentum yang pas untuk koleksi saham pertambangan. Enggak salah juga, karena gaya dari investor selalu berbeda.
Nah, jika semua jawaban dari pertanyaan di atas memuaskan, mari kita lanjut pada analisis perusahaannya!
Analisis Perusahaan
Selanjutnya, kita akan lebih fokus pada analisis perusahaan secara mikro, berikut beberapa contoh faktor kualitatif diantaranya:
1.Model Bisnis Perusahaan
Singkatnya, disini kita akan mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan keuntungan, yang pada akhirnya bagaimana dengan keberlanjutan dari usaha perusahaan. Sederhananya, kita bisa menjawab pertanyaan:
“Apa yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan?”
Disini kita bisa mengetahui seberapa mudah dipahami model bisnis perusahaan, misalnya Bank BRI, menghasilkan keuntungan dengan jasa perbankan seperti Pinjaman. Jadi ketika nasabah di kantor BRI setiap hari ramai antrian, itu tandanya bisnis mereka terus berjalan.
2.Kompetensi manajemen
Sementara karyawan membangun perusahaan, manajemen mengarahkannya. Mengetahui pengalaman manajemen, pencapaian sebelumnya dan faktor-faktor seperti kepribadian dan gaya manajemen atau struktur kompensasi semuanya akan berwawasan luas untuk berspekulasi tentang arah masa depan perusahaan.
Istilahnya, manajemen sebagai nahkoda bagi perusahaan, jadi arah perusahaan akan ditentukan oleh Manajemen.
Seperti dikutip dari blog Rivankurniawan.com, ada 2 tips untuk mengetahui rekam jejak manajemen perusahaan:
- Telepon mereka : Setiap perusahaan biasanya memiliki bagian penanganan investor, call center, atau gampanganya humasnya lah. Jangan segan untuk menelepon mereka dengan berbagai pertanyaan Anda. Kualitas manajemen terlihat dari cara perusahaan melayani customer. Kalo saya sih langsung ilfeel seandainya pelayanan perusahaan jelek.
- Cek kronologis jajaran manajer – caranya cari profil organisasi dan cari nama mereka di internet. Apabila tersangkut sebuah kasus dan belum jelas ujungnya, maka lebih baik hindari saham perusahaan tersebut.
3.Kekuatan Brand dan Keunggulan Kompetitif
Seringkali aset tidak berwujud yang paling penting di neraca, nilai merek kadang-kadang dapat dianggap sebagai premium daripada alternatif yang tidak bermerek. Namun, bagi konsumen, itu bisa jauh lebih banyak. Beberapa merek telah mewujudkan diri mereka begitu dalam ke dalam budaya tertentu sehingga mereka mencapai status yang dekat dengan agama.
Mengevaluasi nilai merek sangat berguna, terutama ketika memasuki usaha baru atau pasar baru. Misalnya, ketika orang haus maka yang ada dalam benak orang adalah minuman Nestle atau Aqua. Dimana perusahaan yang mendistribusikan kedua merek ini sudah listing di Bursa.
Atau misalnya ketika Anda sangat mudah menemukan kantor cabang atau unit bank hingga pada titik kecamatan, maka Anda akan ingat Bank BRI. Sesimpel itu sebenarnya kita dapat mengenali brand dari perusahaan.
4.Kepuasan karyawan
Biasanya diukur melalui survei, tetapi ada cara kualitatif untuk mengevaluasi kepuasan karyawan. Rute yang paling langsung adalah bertanya kepada karyawan sendiri. Ini adalah metode yang kurang dihargai tetapi menguntungkan bagi perusahaan bata-dan-mortir atau perusahaan lain yang berinteraksi dengan pelanggan akhir.
Anda bisa membaca berita dimedia baik online maupun cetak tentang bagaimana manajemen memperlakukan karyawannya, sehingga ribuan karyawan turun ke jalan untuk demo.
5.Hubungan dengan pemasok
Rantai pasokan vertikal penuh jarang terjadi dalam perusahaan yang sama. Sebagian besar perusahaan harus bergantung pada jaringan spesialis, jarang duduk di awal rantai, kadang-kadang di akhir – tetapi paling sering di suatu tempat di tengah. Mengetahui apa hubungan ini dan bagaimana mereka dikelola membantu untuk memahami ketahanan rantai pasokan.
6.Kepuasan Pelanggan
Ukuran yang menunjukkan betapa senangnya pelanggan dengan produk dan layanan perusahaan. Sama seperti kepuasan karyawan, data ini adalah yang terbaik ketika dikumpulkan langsung dari pengguna. Atau, layanan web ulasan menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi mereka rentan terhadap manipulasi dan sering memberikan hasil yang miring. Kepuasan pelanggan adalah salah satu indikator utama untuk masa depan perusahaan.
7.Partisipasi kelembagaan
Meskipun tidak ada jaminan, partisipasi institusional memberikan berkah bagi upaya tersebut. Investor institusional seperti hedge fund atau reksa dana biasanya mempekerjakan pasukan analis untuk melakukan uji tuntas sebelum berinvestasi di saham.
Meskipun institusi masih melakukan kesalahan, kurangnya saham mereka di perusahaan besar tentu menimbulkan beberapa pertanyaan.
Menambah Ruang Lingkup Analisis Kualitatif
Selain faktor-faktor yang sudah dijelaskan diatas, kita tidak berhenti sampai disitu karena ada tahapan akhir yang perlu kita selesaikan. Dalam bagian ini kita perlu menambahkan informasi lain seperti:
1.Berita di Media
Tetap terinformasi adalah landasan analisis fundamental kualitatif. Selalu periksa kembali sumber Anda, tetapi kumpulkan sendiri datanya jika memungkinkan. Sumber data sekunder yang paling bermanfaat adalah presentasi investor triwulanan dan dokumen idx yang diterbutkan regulator bursa.
Rajinlah membaca untuk memperkaya wawasan Anda tentang dunia persahaman, agar Anda gak mudah terjebak dalam investasi bodong.
2.Perhatikan Aksi korporasi
Ini termasuk acara yang diprakarsai oleh perusahaan publik yang dapat membawa perubahan. Mereka biasanya dipilih oleh dewan direksi dan disahkan oleh pemegang saham. Mereka termasuk pemecahan saham, perubahan dividen, merger dan akuisisi, right issue dan spin-off.
Sementara beberapa aksi korporasi hanya karena kenyamanan (seperti pemecahan saham atau stock split), yang lain seperti merger atau spin-off dapat secara fundamental mengubah cara perusahaan beroperasi.
3.Sumber sekunder lainnya
Terkadang, Anda harus bergantung pada sumber sekunder. Misalnya, jika Anda berinvestasi di perusahaan yang tidak beroperasi di pasar domestik, akan lebih sulit untuk mengumpulkan data sendiri.
Selain itu, menilai nilai merek yang tidak berwujud seperti itu bisa mahal dan membutuhkan pengetahuan khusus. Untuk mendapatkan informasi ini, setiap sekuritas memiliki analis yang dibayar secara khusus untuk menyediakan informasi kepada investor.
Mereka berdiskusi dengan manajemen, kemudian melakukan riset dan publikasi hasil riset yang berfungsi sebagai tambahan informasi bagi investor.
Apakah Analisa Kualitatif Mudah untuk Dilakukan?
Analisis fundamental kualitatif membawa tingkat subjektifitas yang tinggi. Dalam hal itu, itu jauh dari sangat mudah.
Namun, kelemahan terbesar juga merupakan kekuatan terbesarnya. Persepsi subjektif menciptakan inefisiensi pasar, yang pada gilirannya menciptakan peluang investasi yang menguntungkan karena nilai akhirnya mengejar ketinggalan.
Simpulan
Analisis kualitatif tentu membutuhkan kesabaran dan pengalaman dari investor. Informasi yang dibutuhkan seringkali bersembunyi bahkan ketika informasi tersebut berada di depan mata. Selain itu, mungkin sulit untuk menafsirkan informasi yang diterbitkan perusahaan dengan benar.
Sebaiknya Anda harus berhati-hati untuk tidak terlalu memikirkan dan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk hal detail.
Ada pepatah bijak mengatakan, untuk mendapatkan mutiara kita mesti menyelam lebih dalam, yang maknanya adalah kita gak mungkin dapat perusahaan bagus jika hanya memperhatikan grafik dan rasio yang disediakan pihak sekuritas.
Baca dan cermati laporan tahunan khususnya pada bagian analisis dan pembahasan manajemen, materi public expose, presentasi manajemen, dan laporan triwulan yang diterbitkan pihak perusahaan. Namun untuk screen awal, boleh aja gunakan data yang disediakan sekuritas.
Sebenarnya, siapa pun dapat dengan mudah menghitung rasio keuangan dari neraca, mengevaluasi apakah publik tidak menyukai fitur pada produk terbaru atau mencari tahu ulasan dari manajemen menengah yang tidak puas yang mengeluh tentang CEO baru bukanlah informasi yang paling terlihat. Meskipun demikian, informasi tersebut sangat berharga dalam merumuskan pendapat yang akurat dan menyeluruh tentang perusahaan.
One Reply to “Analisa Fundamental Saham dengan Pendekatan Kualitatif [Investor Pemula]”