Investasi yang benar wajib dibekali dengan literasi keuangan agar pemahaman tentang investasi dan perilaku keuangan ikut meningkat sehingga keputusan investasi yang diambil akan menguntungkan serta terhindar dari kerugian fatal.
Kembali bersama Daniel dalam segmen edukasi finansial & investasi pada ekonomimanajemen.com. Nah pada kesempatan ini kita akan membedah topik yang cukup menarik tentang keputusan investasi serta beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya.
Oke, biar Anda gak boring baca artikel yang agak serius dan fundamental dalam investasi ini, coba siapkan kopi hangat dulu deh dan kosongkan sedikit gelas Anda, so mari kita mulai.
Daftar isi
Kita mulai dengan kisah singkat dulu ya…
Pada mulanya, seorang investor dalam melakukan investasi tidak hanya menggunakan estimasi atas prospek instrumen investasi, akan tetapi faktor psikologis juga ikut menentukan keputusan investasi.
Bahkan, berbagai pihak menyatakan bahwa faktor psikologi investor ini mempunyai peran yang paling besar dalam berinvestasi. Saya secara pribadi yang juga sebagai praktisi keungan dan investasi sangat setuju dalam hal ini.
Kita ambil satu contoh yang cukup menarik jika dilihat dari adanya tidaknya rasional terikat (bounded rationality) dalam berinvestasi. Yang mencengangkan, investor selalu melakukan tindakan tidak rasional.
Contohnya, Manajer investasi A menawarkan investasi dengan tingkat pengembalian 12% per tahun, kemudian seorang teman sesama Investor menawarkan investasi yang sama dengan tingkat pengembalian 11% per tahun, yang terjadi bahwa investor akan memilih investasi yang ditawarkan ditawarkan temannya.
Pada sisi lain terjadi juga investor menjual secepatnya saham yang dimiliki bila kelihatan sudah untung. Sayangnya, investor kebanyakan menahan saham sangat lama ketika harga saham turun (Shefrin, 1985).
Kasus ini seolah memperlihatkan kepada kita bahwa seorang investor tidak mau mengalami kerugian atas investasi yang dilakukan. Jelas jelas bahwa saham yang sudah rugi tidak dijual sampai saham tersebut naik kembali, kemudian ketika saham tersebut mendapatkan gain sedikit saja udah dijual.
Seperti yang kita ketahui, berbagai buku teks tentang investasi menyatakan bahwa saham merupakan instrumen investasi untuk jangka panjang. Bahkan sudah ada penelitian yang menyatakan bahwa memegang saham dalam jangka panjang sama hasilnya dengan melakukan perdagangan saham itu pada periode yang sama dengan menahan saham itu dalam jangka panjang.
Adanya faktor psikologi tersebut mempengaruhi berinvestasi dan hasil yang akan dicapai. Oleh karenanya, analisis berinvestasi yang menggunakan ilmu psikologi dan ilmu keuangan dikenal dengan tingkah laku atau perilaku keuangan (Behaviour Finance).
Baca juga: 5 Elemen Kunci dalam Berhaviour Finance.
Keputusan Investasi pada Sekelompok Mahasiswa
Sebuah riset yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Pendidikan Ganesha, Bali, Upadana, I. W. Y. A., Herawati, N. T. (2020), terhadap 200 mahasiswa dengan alpa 5% menunjukan hasil bahwa literasi keuangan berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Perilaku keuangan berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Hasil dari penelitian ini juga menunjukan tidak terdapat perbedaan keputusan investasi mahasiswa.
Hal ini seolah menjelaskan bahwa semakin baik literasi keuangan seseorang maka keputusan investasi akan semakin baik, dengan kata lain keputusan investasi perlu didasari oleh sikap rasionalitas serta kemampuan investor dalam memahami literasi keuangan. Literasi keuangan merupakan kemampuan dalam memahami pro dan kontra dari suatu keputusan keuangan, pertimbangan biaya dan dengan percaya diri memutuskan apa yang harus dilakukan (Wikipedia).
Secara sederhana, investasi merupakan aktivitas penempatan modal ke dalam sebuah usaha tertentu dengan tujuan memperoleh tambahan penghasilan dan keuntungan (Dewi Ayu dan Rr. Iramani, 2014).
Dalam konteks keputusan investasi (Manurung, 2012), seorang pengambil keputusan yang menerima umpan balik negatif atas keputusan investasi sebelumnya akan berada pada posisi atau kondisi rugi, dan akan memandang keputusan berikutnya sebagai pilihan antara kerugian pasti yang telah terjadi (yaitu memilih untuk tidak melanjutkan tindakan menambah investasi) dengan kerugian di masa mendatang yang kurang pasti (yaitu mengambil risiko menambah dana dengan harapan mendapat pengembalian positif).
Seseorang dalam melakukan investasi tidak saja hanya menggunakan estimasi atas prospek instrumen investasi, tetapi faktor psikologi sudah ikut menentukan investasi tersebut. Menurut Tandellin dalam Marsis (2013) dalam Putri dan Hamidi (2019) bahwa indikator keputusan investasi adalah a) Return (tingkat pengembalian), b) Risk (risiko), c) The Time Factor (waktu).
Dengan demikian keputusan investasi merupakan keputusan penempatan dana pada instrumen investasi atau entitas bisnis dengan harapan keuntungan atau pengembalian yang lebih besar dengan indikator penting Return (tingkat pengembalian), Risk (Risiko) dan The time factor (waktu).
Shefrin (2000) mendefinisikan behaviour finance adalah studi yang mempelajari bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi tingkah laku keuangannya. Tingkah laku dari para para pemain saham tersebut dimana Shefrin (2000) menyatakan tingkat laku para praktisi.
Nofsinger (2001) mendefinisikan perilaku keuangan yaitu mempelajari bagaimana manusia secara actual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan (a financial setting). Khususnya, mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan keuangan, perusahaan dan pasar keuangan.
Kedua konsep yang diuraikan secara jelas menyatakan bahwa perilaku keuangan merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi atau berhubungan dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologi.
Dari hasil riset tesebut juga kita bisa melihat bahwa tidak terdapat perbedaan pada keputusan investasi mahasiswa, hal ini menandakan bahwa kelompok mahasiswa belum menyadari betul tentang keputusan investasi.
Riset ini hanya pada sekelompok mahasiswa, kita mungkin tidak fear juga menyatakan bahwa keputusan investasi mahasiswa didasari oleh keputusan yang rasional sehinggan tujuan investasi hanya untuk memperoleh keuntungan semata.
Akan tetapi saat ini banyak juga mahasiswa yang sudah melek secara finansial serta mampu mengambil keputusan investasi berdasarkan tujuan investasi.
Baca juga: Literasi Keuangan.
Keputusan Investasi di Kalangan UMKM
Riset yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Pamulang: Arianti B.F., (2020), terhadap 393 UMKM di kota Tanggerang Selatan dengan alpa 5% menunjukan hasil bahwa pendapatan memiliki pengaruh terhadap literasi keuangan, perilaku keuangan memiliki pengaruh terhadap literasi keuangan, keputusan berinvestasi tidak dapat memediasi pendapatan terhadap literasi keuangan dan keputusan berinvestasi dapat memediasi perilaku keuangan terhadap literasi keuangan.
Demikian pula dengan riset yang dilakukan terhadap 115 UMKM di Surakarta (Susanti A, dkk, 2017) menunjukan hasil bahwa tingkat pendidikan, literasi keuangan, dan perencanaan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku keuangan UMKM. Implikasi manajerialnya diperlukan usaha untuk menumbuhkan pemahaman perilaku keuangan yang sehat pada UMKM dengan mengikuti berbagai pelatihan tentang keuangan dan manajemen usaha kecil dan menengah.
Perilaku keuangan dan literasi keuangan memiliki hubungan yang erat dengan keputusan investasi. Berdasarkan teori atribusi dapat dijelaskan ketika individu mengamati perilaku individu terhadap resiko. Teori ini juga tidak jauh beda dengan teori utility, dimana dalam penelitian ini perilaku seseorang dalam melakukan pengambilan keputusan investasi dapat menghindari terjadinya resiko (Christanti dan Mahastanti, 2011). Teori ini juga relevan untuk menjelaskan perilaku keuangan seseorang dalam mengelola keuangan dengan bijak.
Dapat dijelaskan bahwa teori atribusi berpandangan bahwa seorang investor cenderung menghindari risiko dalam investasi. Bahkan ketika berinvestasi, seseorang kurang siap dalam menerima risiko, padahal salam setiap investasi tentu risiko berbanding lurus dengan return yang diperoleh.
Artinya, semakin besar return yang diharapkan maka risiko juga akan semakin besar, jadi meskipun secara teori utility, investor cenderung menghindari risiko, namun risiko tetap ada meskipun sangat kecil.
Satu hal yang perlu diketahui bahwa risiko itu ada karena ketidaktahuan investor terhadap instrumen investasi. Oleh karena itu, sebelum berinvestasi kita diwajibkan untuk memiliki literasi keuangan yang baik agar memahami dengan baik tingkat risiko yang dihadapi.
Yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola risiko dalam investasi agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Perlu diketahui bahwa risiko itu belum tentu terjadi sedangkan yang sudah terjadi umumnya dikenal sebagai masalah atau kerugian. Perlu diketahui bahwa risiko yang dikelola dengan baik belum tentu menimbulkan kerugian, kuncinya buatlah keputusan investasi yang bersifat rasional dan selalu bekali diri dengan literasi keuangan.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa literasi keuangan merupakan kombinasi dari kemampuan individu, pengetahuan, sikap dan akhirnya perilaku individu yang berhubungan dengan uang. Literasi keuangan berhubungan erat dengan pengelolaan keuangan.
Jika seseorang memiliki literasi keuangan yang rendah maka pengetahuan tentang keuangan sangat penting bagi seorang individu, agar tidak salah dalam membuat keputusan berinvestasi.
Pengetahuan tentang keuangan yang kurang, mengakibatkan kerugian bagi individu, baik akibat dari inflasi, penurunan kondisi perekonomian baik dalam negeri maupun luar negeri, atau berkembangnya sistem perekonomian.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa:
- Literasi keuangan merupakan kombinasi dari kemampuan (softskill), pengetahuan, sikap dan perilaku individu yang berhubungan erat dengan pengelolaan keuangan.
- Perilaku keuangan merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan tentang bagaimana manusia melakukan investasi atau berhubungan dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologi.
- Keputusan investasi merupakan keputusan penempatan dana pada instrumen investasi atau entitas bisnis dengan harapan keuntungan atau pengembalian yang lebih besar dengan indikator penting Return (tingkat pengembalian), Risk (Risiko) dan The time factor (waktu).
- Literasi keuangan dan perilakuk keuangan berpengaruh terhadap keputusan Investasi seseorang, sehingga semakin baik literasi keuangan maka perilaku keuangan juga akan meningkat sehingga keputusan investasi akan lebih rasional.
Jadi bila kita ingin melakukan investasi maka bekali diri dengan literasi keuangan agar melek secara finansial dan memahami bahwa investasi memiliki indikator penting seperti return, risk dan time factor. Literasi keuangan yang baik akan menuntun kita pada perilaku keungan yang baik sehingga keputusan investasi akan menguntungkan.
Referensi:
Upadana, I. W. Y. A., Herawati, N. T. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan dan Perilaku Keuangan terhadap Keputusan Investasi Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, 10 (2),126-135
Teori Perilaku Keuangan (Behaviour Finance), Oleh: Prof. Dr. Adler Haymans Manurung, Satu bab dalam buku Prof. Dr. Adler Haymans Manurung (2012)“Teori Investasi: Konsep dan Empiris.”; PT Adler Manurung Press dan Guru Besar Pasar Modal dan Perbankan; serta President Direktur PT Valuasi Investindo, PT Finansial Bisnis Informasi dan PT Adler Manurung Press
Susanti A, Ismunawan, Pardi & Ardyan E (2017) TINGKAT PENDIDIKAN, LITERASI KEUANGAN, DAN PERENCANAAN KEUANGAN TERHADAP PERILAKU KEUANGAN UMKM DI SURAKARTA. Jurnal Telaah Bisnis Volume 18, Nomor 1, Juli 2017, 45-56.
Arianti B.F, (2020) PENGARUH PENDAPATAN DAN PERILAKU KEUANGAN TERHADAP LITERASI KEUANGAN MELALUI KEPUTUSAN BERINVESTASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. Jurnal Akuntansi Vol. 10 No. 1, ISSN 2303-0356, Februari 2020 Hal. 13-36
Google Scholar
Wikipedia
One Reply to “Bagaimana Literasi Keuangan dan Perilaku Keuangan Mempengaruhi Keputusan Investasi seorang Investor?”