Teori Keuangan Perilaku dan Hubungannya dalam Keputusan Investasi

Hai sahabat, pernah nggak kamu merasa ragu ketika ingin membeli saham? Atau mungkin, kamu pernah mengikuti tren investasi karena “katanya ini bakal untung besar”? Tenang, kamu nggak sendiri! Aku juga pernah kok, dan ternyata itu semua ada hubungannya dengan keuangan perilaku.

Hari ini, aku mau ngobrol santai tentang bagaimana perilaku kita memengaruhi keputusan investasi. Kalau kamu anak muda yang ingin jadi investor cerdas, yuk, baca sampai habis!

Daftar isi

Apa Itu Keuangan Perilaku?

Keuangan perilaku adalah cabang ilmu keuangan yang mempelajari bagaimana psikologi manusia memengaruhi pengambilan keputusan keuangan. Berbeda dari teori keuangan tradisional yang menganggap manusia selalu rasional, keuangan perilaku percaya bahwa kita sering membuat keputusan berdasarkan emosi atau bias.

Jadi, keuangan perilaku merupakan teori ekonomi yang mempelajari bagaimana psikologi memengaruhi perilaku investor dan analis keuangan, serta dampaknya pada pasar. Teori ini berfokus pada fakta bahwa investor tidak selalu rasional dalam membuat keputusan keuangan, melainkan dipengaruhi oleh emosi dan bias kognitif.

Contohnya, pernah nggak kamu merasa terlalu percaya diri saat memilih investasi hanya karena temanmu juga melakukannya? Nah, itu salah satu aspek keuangan perilaku!

Mengapa Keuangan Perilaku Penting?

Keuangan perilaku penting karena keputusan keuangan kita sering kali tidak sepenuhnya logis. Dengan memahami keuangan perilaku, kita bisa:

  • Menghindari kesalahan investasi akibat emosi.
  • Lebih sadar terhadap bias yang memengaruhi keputusan.
  • Meningkatkan hasil investasi jangka panjang.

Aku sendiri merasa lebih tenang sejak belajar keuangan perilaku. Sekarang aku nggak lagi panik ketika pasar turun, karena aku tahu itu bagian dari fluktuasi normal.

Bias Perilaku dalam Keuangan

Ada beberapa jenis bias perilaku yang umum dialami investor. Yuk, kenali supaya kita bisa menghindarinya:

  1. Overconfidence Bias
    Kita cenderung melebih-lebihkan kemampuan atau pengetahuan kita. Contohnya, merasa yakin bisa menebak arah pasar hanya berdasarkan intuisi.
  2. Loss Aversion
    Kita lebih takut kehilangan uang daripada mendapatkan keuntungan. Akibatnya, kita sering terlalu hati-hati dan kehilangan peluang.
  3. Herd Mentality
    Mengikuti keputusan orang banyak tanpa analisis mendalam. Biasanya terjadi saat ada “buzz” tentang saham tertentu.
  4. Anchoring
    Berpegang pada angka tertentu, seperti harga beli saham, meskipun kondisi pasar sudah berubah.
Baca juga  Apa itu Saham, Jenis, Harga dan Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham?

Efek Bias Perilaku terhadap Keputusan Investasi

Bias perilaku sering membuat investor melakukan kesalahan, seperti:

  • Membeli saat harga tinggi, karena tergoda euforia pasar.
  • Menjual saat harga rendah, karena panik ketika pasar turun.
  • Tidak diversifikasi, hanya berinvestasi pada instrumen yang “terasa aman.”

Aku pernah mengalami ini sendiri saat membeli saham yang sedang naik daun. Karena terlalu percaya diri, aku mengabaikan analisis fundamental. Akhirnya, saham tersebut malah turun drastis.

Strategi Menghindari Bias Perilaku

Tenang, sahabat! Ada kok cara mengatasi bias perilaku. Beberapa strategi yang bisa kamu coba:

  1. Pahami Bias Diri
    Kenali kelemahanmu, seperti apakah kamu sering takut rugi atau terlalu percaya diri.
  2. Buat Rencana Investasi
    Dengan rencana yang jelas, kamu akan lebih fokus pada tujuan jangka panjang.
  3. Diversifikasi Portofolio
    Jangan letakkan semua uangmu dalam satu instrumen investasi.
  4. Hindari Keputusan Emosional
    Jangan mengambil keputusan saat sedang marah, panik, atau terlalu bahagia.

Pentingnya Literasi Keuangan

Investasi tanpa literasi keuangan itu seperti berlayar tanpa kompas. Dengan memahami konsep dasar seperti diversifikasi, risiko, dan return, kamu bisa mengelola bias perilaku dengan lebih baik. Ada banyak sumber belajar, seperti buku, podcast, dan kursus online.

Keuangan Perilaku di Era Digital

Di era digital, aplikasi trading dan media sosial punya pengaruh besar terhadap keputusan investasi kita. Fitur notifikasi yang sering muncul bisa memicu FOMO (fear of missing out), sementara “rekomendasi panas” di media sosial sering kali hanya berdasarkan hype.

Untuk mengatasi ini, pastikan kamu selalu melakukan riset mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.

Studi Kasus: Investor yang Terpengaruh Bias

Pernah dengar tentang gelembung dot-com di awal tahun 2000-an? Banyak investor membeli saham teknologi karena mengikuti tren, meski valuasinya tidak masuk akal. Ketika gelembung pecah, mereka mengalami kerugian besar. Ini adalah contoh nyata dari herd mentality.

Baca juga  Apa itu profil risiko?

Keuangan Perilaku untuk Generasi Milenial dan Gen Z

Bagi kamu yang masih muda, memahami keuangan perilaku adalah investasi terbaik. Dengan mengenali bias sejak dini, kamu bisa membangun portofolio yang kuat dan bertahan dalam jangka panjang.

Tips untuk milenial dan Gen Z:

  • Mulai dengan jumlah kecil dan belajar dari pengalaman.
  • Jangan mudah percaya pada rekomendasi tanpa riset.
  • Gunakan teknologi untuk membantu analisis, bukan untuk mengikuti hype.

FAQ: Keuangan Perilaku dan Keputusan Investasi

  1. Apa itu keuangan perilaku?
    Ilmu yang mempelajari bagaimana psikologi memengaruhi keputusan keuangan.
  2. Bagaimana bias memengaruhi investasi?
    Bias seperti overconfidence atau herd mentality dapat menyebabkan keputusan yang kurang rasional.
  3. Bagaimana cara menghindari bias?
    Dengan mengenali bias, membuat rencana investasi, dan tetap tenang dalam situasi pasar yang fluktuatif.
  4. Apakah teknologi membantu atau merugikan?
    Teknologi bisa membantu analisis, tetapi juga memicu keputusan impulsif jika tidak digunakan dengan bijak.
  5. Apakah keuangan perilaku relevan untuk investor pemula?
    Sangat relevan, karena pemahaman ini membantu investor pemula membuat keputusan yang lebih baik.

Kesimpulan

Oke, sekarang kita sampai pada kesimpulan, jadi kita rekap dulu ya kita udah membahas apa aja…

Keuangan perilaku adalah studi tentang pengaruh psikologi terhadap perilaku investor atau analis keuangan. Studi ini juga mencakup dampak selanjutnya terhadap pasar. Studi ini berfokus pada fakta bahwa investor tidak selalu rasional, memiliki batasan dalam pengendalian diri, dan dipengaruhi oleh bias mereka sendiri.

Mau tau lebih mendalam, kamu juga bisa baca-baca di website ini:

  • https://corporatefinanceinstitute.com/resources/career-map/sell-side/capital-markets/behavioral-finance/
  • https://online.mason.wm.edu/blog/what-is-behavioral-finance

Iklan

Melalui buku ini, Anda akan belajar bagaimana Membangun kekayaan Melalui Investasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *