Teori Struktur Modal: Pengertian, Faktor, dan Contohnya

Pernahkah Anda mendengar istilah dalam laporan keuangan tentang modal atau mungkin jumlah modal yang dimiliki? atau Anda pernah mendengar struktur modal tetapi masih menerka-nerka maksudnya gimana? Nah, itu ada hubungannya dengan teori struktur modal, topik yang bakal kita ulik pada tulisan singkat kali ini.

Struktur modal adalah cara perusahaan dalam membiayai aset miliknya melalui utang, ekuitas, dan surat berharga campuran. Struktur modal berkaitan dengan keputusan perusahaan tentang sumber dana yang digunakan untuk membiayai investasi, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan.

Struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan, biaya modal, dan risiko keuangan. Artikel ini akan menjelaskan pengertian, faktor, dan contoh teori struktur modal.

Daftar isi

Pengertian Struktur Modal

 

Pengertian struktur modal menurut Riyanto (2001) adalah perimbangan atau perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Hutang jangka panjang adalah pinjaman yang harus dibayar lebih dari satu tahun, seperti obligasi, surat utang, atau kredit bank. Modal sendiri adalah dana yang berasal dari pemilik perusahaan, seperti saham biasa, saham preferen, atau laba ditahan.

Struktur modal menggambarkan komposisi sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai asetnya. Struktur modal dapat dilihat di bagian pos neraca dalam laporan keuangan perusahaan3. Struktur modal menunjukkan proporsi antara utang dan ekuitas dalam pembiayaan perusahaan.

Struktur modal berbeda dengan struktur keuangan dan struktur aset. Struktur keuangan adalah komposisi sumber dana jangka pendek dan jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai asetnya. Struktur keuangan mencakup hutang lancar, seperti utang dagang, utang wesel, atau utang pajak.

Struktur aset adalah komposisi aset lancar dan aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Aset lancar adalah aset yang dapat diubah menjadi uang dalam waktu kurang dari satu tahun, seperti kas, piutang, atau persediaan. Aset tetap adalah aset yang tidak dapat diubah menjadi uang dalam waktu kurang dari satu tahun, seperti tanah, bangunan, atau mesin.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Dalam menentukan struktur modal yang optimal, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi keputusan pembiayaan. Beberapa faktor tersebut antara lain adalah:

  • Tingkat pertumbuhan perusahaan, yaitu laju peningkatan laba dan aset perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi membutuhkan dana yang besar untuk membiayai investasi di masa depan, sehingga cenderung menggunakan utang daripada ekuitas. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah memiliki kelebihan dana yang dapat digunakan untuk membayar dividen atau mengurangi utang.
  • Risiko bisnis, yaitu tingkat ketidakpastian arus kas operasional perusahaan. Perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi memiliki arus kas operasional yang tidak stabil dan sulit diprediksi, sehingga cenderung menggunakan ekuitas daripada utang. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang rendah memiliki arus kas operasional yang stabil dan mudah diprediksi, sehingga cenderung menggunakan utang daripada ekuitas.
  • Profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari penjualan atau asetnya. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi dapat menghasilkan laba ditahan yang besar, sehingga cenderung menggunakan ekuitas daripada utang. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki profitabilitas yang rendah tidak dapat menghasilkan laba ditahan yang besar, sehingga cenderung menggunakan utang daripada ekuitas.
  • Kebijakan dividen, yaitu keputusan perusahaan tentang pembagian laba kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Perusahaan yang memiliki kebijakan dividen yang tinggi membayar dividen yang besar kepada pemegang saham, sehingga mengurangi laba ditahan yang tersedia untuk pembiayaan, sehingga cenderung menggunakan utang daripada ekuitas. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki kebijakan dividen yang rendah membayar dividen yang kecil kepada pemegang saham, sehingga meningkatkan laba ditahan yang tersedia untuk pembiayaan, sehingga cenderung menggunakan ekuitas daripada utang.
  • Kondisi pasar modal, yaitu situasi permintaan dan penawaran dana di pasar modal. Perusahaan yang beroperasi di pasar modal yang likuid dan efisien dapat dengan mudah mendapatkan dana dari sumber eksternal, baik utang maupun ekuitas, dengan biaya yang rendah, sehingga cenderung menggunakan utang dan ekuitas secara seimbang. Sebaliknya, perusahaan yang beroperasi di pasar modal yang tidak likuid dan tidak efisien sulit mendapatkan dana dari sumber eksternal, baik utang maupun ekuitas, dengan biaya yang tinggi, sehingga cenderung menggunakan sumber dana internal, seperti laba ditahan.
Baca juga  Cara Melipatgandakan Uang dengan Cepat Hingga 214% Melalui Strategi Investasi

Contoh Teori Struktur Modal

Teori struktur modal adalah landasan ilmiah yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan, biaya modal, dan risiko keuangan. Beberapa teori struktur modal antara lain adalah:

  • Teori Pendekatan Tradisional, yaitu teori yang menyatakan bahwa ada suatu struktur modal optimal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan dan meminimalkan biaya modal. Teori ini mengasumsikan bahwa biaya utang lebih rendah dari biaya ekuitas, sehingga semakin banyak perusahaan menggunakan utang, semakin rendah biaya modal rata-rata tertimbang (WACC). Namun, ada suatu batas tertentu dimana penggunaan utang akan meningkatkan risiko keuangan perusahaan, sehingga meningkatkan biaya ekuitas dan WACC. Oleh karena itu, ada suatu titik optimal dimana nilai perusahaan maksimal dan WACC minimal.
  • Teori Pendekatan Modigliani dan Miller (MM), yaitu teori yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan dan biaya modal. Teori ini dikemukakan oleh Franco Modigliani dan Merton Miller pada tahun 1958 dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
    • Pasar modal sempurna, yaitu tidak ada pajak, biaya transaksi, asimetri informasi, atau hambatan lainnya.
    • Tidak ada perbedaan preferensi antara investor terhadap utang atau ekuitas.
    • Arus kas operasional perusahaan stabil dan dapat diprediksi.
    • Perusahaan memiliki kebijakan investasi yang tetap dan tidak dipengaruhi oleh struktur modal.

Berdasarkan teori MM, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh arus kas operasionalnya, bukan oleh cara pembiayaannya. Penggunaan utang tidak memberikan manfaat pajak maupun meningkatkan risiko keuangan. Investor dapat menciptakan sendiri pola penerimaan kas yang diinginkan dengan menjual atau membeli saham perusahaan. Oleh karena itu, struktur modal tidak relevan bagi nilai perusahaan dan biaya modal.

Baca juga  Cari Tahu Tips Memilih Asuransi Pendidikan Anak Terbaik dan Terpercaya

  • Teori Trade Off, yaitu teori yang menyatakan bahwa struktur modal optimal adalah hasil dari trade off antara manfaat pajak dari utang dan biaya kebangkrutan dari utang. Teori ini mengkritik asumsi teori MM tentang ketidakterdapatannya pajak dan biaya transaksi. Teori ini mengakui bahwa penggunaan utang dapat memberikan manfaat pajak bagi perusahaan, karena bunga utang dapat dikurangkan dari laba kena pajak. Namun, penggunaan utang juga meningkatkan risiko kebangkrutan bagi perusahaan, karena kewajiban pembayaran bunga dan pokok utang harus dipenuhi terlepas dari kondisi keuangan perusahaan. Biaya kebangkrutan meliputi biaya langsung, seperti biaya hukum atau administrasi, dan biaya tidak langsung, seperti hilangnya pelanggan atau karyawan. Oleh karena itu, ada suatu titik optimal dimana manfaat pajak dari utang seimbang dengan biaya kebangkrutan dari utang.
  • Teori Pecking Order, yaitu teori yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki urutan preferensi dalam memilih sumber dana untuk pembiayaannya. Teori ini dikemukakan oleh Stewart Myers pada tahun 1984 dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
    • Pasar modal tidak sempurna, yaitu ada pajak, biaya transaksi, asimetri informasi, atau hambatan lainnya.
    • Ada perbedaan preferensi antara investor terhadap utang atau ekuitas.
    • Arus kas operasional perusahaan tidak stabil dan sulit diprediksi.
    • Perusahaan memiliki kebijakan investasi yang fleksibel dan dipengaruhi oleh struktur modal.

Berdasarkan teori pecking order, perusahaan lebih memilih menggunakan sumber dana internal daripada sumber dana eksternal untuk pembiayaannya. Sumber dana internal meliputi laba ditahan atau penjualan aset. Jika sumber dana internal tidak mencukupi, perusahaan baru akan menggunakan sumber dana eksternal.

Sumber dana eksternal meliputi utang atau ekuitas. Perusahaan lebih memilih menggunakan utang daripada ekuitas, karena utang lebih murah dan lebih mudah didapatkan daripada ekuitas. Penggunaan ekuitas dianggap sebagai pilihan terakhir, karena ekuitas lebih mahal dan lebih sulit didapatkan daripada utang.

Baca juga  Pemahaman Singkat Tentang Manajemen Keuangan Sektor Publik

Penggunaan ekuitas juga dapat menimbulkan masalah asimetri informasi, yaitu ketidakseimbangan informasi antara manajemen dan investor. Manajemen memiliki informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang kondisi keuangan perusahaan, sedangkan investor hanya memiliki informasi yang terbatas dan tidak pasti.

Oleh karena itu, jika perusahaan menerbitkan saham baru, investor akan menganggap bahwa perusahaan sedang mengalami masalah keuangan atau menilai sahamnya terlalu tinggi, sehingga menurunkan harga saham perusahaan.

Kesimpulan

Struktur modal adalah cara perusahaan dalam membiayai aset miliknya melalui utang, ekuitas, dan surat berharga campuran. Struktur modal berkaitan dengan keputusan perusahaan tentang sumber dana yang digunakan untuk membiayai investasi, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan.

Struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan, biaya modal, dan risiko keuangan. Ada beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi struktur modal, seperti tingkat pertumbuhan perusahaan, risiko bisnis, profitabilitas, kebijakan dividen, dan kondisi pasar modal.

Ada juga beberapa teori yang menjelaskan tentang struktur modal optimal, seperti teori pendekatan tradisional, teori pendekatan MM, teori trade off, dan teori pecking order. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor dan teori-teori tersebut, perusahaan dapat menentukan struktur modal yang optimal sesuai dengan kondisi dan tujuannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *