Bagaimana Cara Mengatasi Tantangan dalam Menerapkan Growth Hacking?

Growth hacking adalah proses mencari cara-cara kreatif, inovatif, dan murah untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis. Growth hacking telah digunakan oleh banyak startup sukses, seperti Airbnb, Dropbox, Spotify, atau Instagram, untuk mencapai jutaan pengguna, pelanggan, atau pendapatan dalam waktu singkat.

Namun, growth hacking bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Growth hacking memiliki tantangan-tantangan tersendiri yang harus dihadapi dan diatasi oleh para growth hacker. Tantangan-tantangan ini meliputi menentukan tujuan pertumbuhan yang spesifik dan terukur, mengidentifikasi metrik kunci yang dapat mengukur tujuan pertumbuhan, menganalisis data tentang perilaku pengguna atau pelanggan, menghasilkan ide-ide solusi yang kreatif, inovatif, dan murah, menguji ide-ide solusi dengan skala kecil dan cepat, mengukur hasil uji coba dan membandingkannya dengan tujuan pertumbuhan, dan mengulangi proses hingga menemukan solusi yang optimal.

Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang bagaimana cara mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan menggunakan beberapa tips dan trik yang telah terbukti efektif oleh para growth hacker profesional. Kami juga akan memberikan beberapa referensi website yang dapat Anda kunjungi untuk belajar lebih lanjut tentang growth hacking.

Daftar isi

Tips dan Trik untuk Mengatasi Tantangan dalam Menerapkan Growth Hacking

Berikut adalah beberapa tips dan trik yang dapat Anda gunakan untuk mengatasi tantangan dalam menerapkan growth hacking:

1. Menentukan Tujuan Pertumbuhan yang Spesifik dan Terukur

  • Gunakan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, and Time-bound) untuk menentukan tujuan pertumbuhan Anda. Tujuan pertumbuhan Anda harus spesifik (menjelaskan apa yang ingin Anda capai secara jelas), terukur (menyertakan angka atau persentase yang dapat diukur), dapat dicapai (realistis dan sesuai dengan sumber daya dan kemampuan Anda), relevan (sesuai dengan visi, misi, dan nilai bisnis Anda), dan berbatas waktu (menyertakan batas waktu atau deadline untuk mencapai tujuan).
  • Contoh tujuan pertumbuhan yang SMART adalah: “Meningkatkan jumlah pengguna aktif harian dari 1000 menjadi 5000 dalam tiga bulan dengan menggunakan program referral.”
  • Hindari menentukan tujuan pertumbuhan yang terlalu umum, tidak terukur, tidak realistis, tidak relevan, atau tidak berbatas waktu. Contoh tujuan pertumbuhan yang tidak SMART adalah: “Meningkatkan pengguna dengan cara apapun.”

2. Mengidentifikasi Metrik Kunci yang Dapat Mengukur Tujuan Pertumbuhan

  • Gunakan kerangka kerja seperti AARRR (Acquisition, Activation, Retention, Referral, Revenue) atau HEART (Happiness, Engagement, Adoption, Retention, Task Success) untuk memilih metrik kunci yang sesuai dengan tujuan pertumbuhan Anda. Metrik kunci adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja atau hasil dari suatu aktivitas atau proses. Metrik kunci harus relevan (berkaitan dengan tujuan pertumbuhan Anda), akurat (dapat dihitung dengan benar), dan mudah dipahami (dapat dimengerti oleh semua pihak terkait).
  • Contoh metrik kunci yang sesuai dengan kerangka kerja AARRR adalah: jumlah pengguna baru (acquisition), persentase pengguna yang melakukan tindakan pertama (activation), persentase pengguna yang kembali menggunakan produk atau layanan dalam periode tertentu (retention), jumlah pengguna yang merekomendasikan produk atau layanan kepada orang lain (referral), dan jumlah pendapatan yang dihasilkan dari setiap pengguna (revenue).
  • Contoh metrik kunci yang sesuai dengan kerangka kerja HEART adalah: tingkat kepuasan pengguna terhadap produk atau layanan (happiness), frekuensi dan durasi penggunaan produk atau layanan (engagement), persentase pengguna yang mencoba fitur-fitur baru atau penting (adoption), persentase pengguna yang tetap menggunakan produk atau layanan dalam jangka panjang (retention), dan tingkat keberhasilan pengguna dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diinginkan (task success).
Baca juga  Jurusan Manajemen: Apakah Menjanjikan untuk Masa Depanmu?

3. Menganalisis Data tentang Perilaku Pengguna atau Pelanggan

  • Gunakan alat-alat seperti Google Analytics, Mixpanel, Hotjar, atau SurveyMonkey untuk mengumpulkan data tentang perilaku pengguna atau pelanggan Anda. Data adalah informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti website, aplikasi, media sosial, survei, atau wawancara. Data dapat memberikan wawasan tentang siapa pengguna atau pelanggan Anda, apa yang mereka butuhkan dan inginkan, bagaimana mereka menggunakan produk atau layanan Anda, dan apa yang membuat mereka puas atau tidak puas.
  • Contoh data tentang perilaku pengguna atau pelanggan adalah: demografi (data tentang karakteristik dasar pengguna atau pelanggan, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, atau lokasi), psikografi (data tentang karakteristik psikologis pengguna atau pelanggan, seperti kepribadian, gaya hidup, nilai, atau minat), perilaku (data tentang tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh pengguna atau pelanggan, seperti frekuensi penggunaan, durasi penggunaan, fitur yang digunakan, atau masalah yang dihadapi).

4. Menghasilkan Ide-ide Solusi yang Kreatif, Inovatif, dan Murah

  • Gunakan teknik-teknik seperti brainstorming, mind mapping, SCAMPER (Substitute, Combine, Adapt, Modify, Put to another use, Eliminate, Reverse) atau TRIZ (Theory of Inventive Problem Solving) untuk menghasilkan ide-ide solusi yang kreatif, inovatif, dan murah. Ide adalah gagasan atau konsep yang dapat menjadi solusi untuk mencapai tujuan pertumbuhan. Ide harus kreatif (berbeda dari solusi yang sudah ada), inovatif (memberikan nilai tambah bagi pengguna atau pelanggan), dan murah (membutuhkan biaya rendah untuk diimplementasikan).

Contoh ide-ide solusi adalah:

  • Membuat program referral yang memberikan insentif kepada pengguna yang mengundang teman-temannya untuk menggunakan produk atau layanan Anda (menggunakan teknik combine dan put to another use)
  • Membuat konten edukasi atau hiburan yang berkaitan dengan produk atau layanan Anda dan menyebarkannya melalui media sosial, blog, podcast, atau video (menggunakan teknik adapt dan modify)
  • Membuat fitur personalisasi yang memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan produk atau layanan Anda sesuai dengan preferensi mereka (menggunakan teknik substitute dan reverse)
Baca juga  Bagaimana Menerapkan Growth Hacking dalam Pengembangan Bisnis?

5. Menguji Ide-ide Solusi dengan Skala Kecil dan Cepat

  • Gunakan alat-alat seperti Google Optimize, Optimizely, Unbounce, atau Instapage untuk menguji ide-ide solusi dengan skala kecil dan cepat. Uji coba adalah proses mengimplementasikan ide solusi secara sementara dan terbatas untuk mengukur efektivitasnya. Uji coba harus dilakukan dengan skala kecil (melibatkan sejumlah kecil pengguna atau pelanggan) dan cepat (selesai dalam waktu singkat).

Uji coba bertujuan untuk menguji asumsi dan hipotesis yang mendasari ide solusi. Uji coba juga bertujuan untuk mengumpulkan data dan umpan balik tentang respon pengguna atau pelanggan terhadap ide solusi. Uji coba juga bertujuan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari ide solusi.

Contoh uji coba adalah:

  • Membuat landing page yang menjelaskan program referral dan mengirimkan linknya kepada sebagian pengguna yang sudah ada (menggunakan Google Optimize)
  • Membuat konten edukasi atau hiburan dan mempostingnya di media sosial dengan hashtag yang relevan dan menarik (menggunakan Optimizely)
  • Membuat fitur personalisasi dan memberikannya kepada sebagian pengguna yang baru mendaftar (menggunakan Unbounce)

6. Mengukur Hasil Uji Coba dan Membandingkannya dengan Tujuan Pertumbuhan

  • Gunakan alat-alat seperti Google Analytics, Mixpanel, Hotjar, atau SurveyMonkey untuk mengukur hasil uji coba dan membandingkannya dengan tujuan pertumbuhan. Hasil uji coba adalah data dan umpan balik yang diperoleh dari pelaksanaan ide solusi. Hasil uji coba harus diukur dengan menggunakan metrik kunci yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil uji coba juga harus dibandingkan dengan tujuan pertumbuhan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hasil uji coba dapat menunjukkan tiga kemungkinan, yaitu:

  • Ide solusi berhasil mencapai atau melebihi tujuan pertumbuhan, yang berarti ide solusi dapat diimplementasikan secara penuh dan permanen
  • Ide solusi gagal mencapai tujuan pertumbuhan, tetapi menunjukkan potensi untuk ditingkatkan, yang berarti ide solusi dapat dimodifikasi atau disesuaikan dan diuji kembali
  • Ide solusi gagal mencapai tujuan pertumbuhan, dan tidak menunjukkan potensi untuk ditingkatkan, yang berarti ide solusi dapat dibuang atau diganti dengan ide lain
Baca juga  Pengertian Bank, Fungsi dan Jenis Bank di Indonesia

Contoh hasil uji coba adalah:

  • Program referral berhasil meningkatkan jumlah pengguna aktif harian dari 1000 menjadi 3000 dalam satu bulan, yang melebihi tujuan pertumbuhan yang ditetapkan sebelumnya
  • Konten edukasi atau hiburan gagal meningkatkan rasio konversi dari 5% menjadi 10% dalam tiga bulan, tetapi menunjukkan potensi untuk ditingkatkan dengan menambahkan call to action atau tawaran spesial
  • Fitur personalisasi gagal meningkatkan pendapatan rata-rata per pengguna dari Rp 50.000 menjadi Rp 100.000 dalam enam bulan, dan tidak menunjukkan potensi untuk ditingkatkan karena tidak banyak diminati oleh pengguna

7. Mengulangi Proses hingga Menemukan Solusi yang Optimal

  • Gunakan sikap yang kreatif, inovatif, eksperimental, dan fleksibel dalam mengulangi proses growth hacking hingga menemukan solusi yang optimal. Proses growth hacking adalah proses yang iteratif, yaitu proses yang berulang-ulang hingga mencapai hasil yang diinginkan. Proses growth hacking tidak berhenti ketika menemukan satu solusi yang berhasil, tetapi terus mencari solusi-solusi lain yang lebih baik.

Proses growth hacking membutuhkan sikap yang kreatif (mampu menghasilkan ide-ide solusi yang berbeda dari solusi yang sudah ada), inovatif (mampu memberikan nilai tambah bagi pengguna atau pelanggan dengan solusi-solusi baru), eksperimental (mampu menguji ide-ide solusi dengan skala kecil dan cepat), dan fleksibel (mampu menyesuaikan diri dengan perubahan data, umpan balik, atau kondisi).

Kesimpulan

Dari artikel ini, kita dapat menyimpulkan bahwa:

  • Growth hacking adalah alat atau metode yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan cara-cara yang kreatif, inovatif, dan murah
  • Growth hacking memiliki tantangan-tantangan tersendiri yang harus dihadapi dan diatasi oleh para growth hacker
  • Growth hacking dapat diatasi dengan menggunakan beberapa tips dan trik yang telah terbukti efektif oleh para growth hacker profesional

Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan informasi yang berguna bagi Anda yang ingin mengatasi tantangan dalam menerapkan growth hacking. Jika Anda tertarik untuk belajar lebih lanjut tentang growth hacking, silakan kunjungi website ini untuk mendapatkan panduan lengkap tentang growth hacking. Selamat mencoba!

Iklan

Melalui buku ini, Anda akan belajar bagaimana Membangun kekayaan Melalui Investasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *