Analisis Kinerja Keuangan Seperti Menilai Detak Jantung Dalam Sebuah Bisnis

Pernahkah kamu mencoba menebak apakah bisnis yang kamu jalankan sedang “sehat” atau justru pelan-pelan kehilangan tenaganya? Sama seperti tubuh manusia yang bisa kamu cek kesehatannya lewat pemeriksaan rutin, bisnis juga punya cara untuk diukur kesehatannya, dan itu ada di kinerja keuangan.

Kinerja keuangan bukan sekadar angka-angka di laporan. Ia seperti cermin yang jujur. Kalau kondisinya bagus, ia akan menunjukkan kepercayaan diri. Kalau kondisinya buruk, ia akan memantulkan kenyataan pahit yang mungkin ingin kamu abaikan. Tapi percayalah, memahami cermin ini adalah langkah pertama agar kamu bisa membuat keputusan yang tepat, dan mengarahkan bisnis menuju masa depan yang lebih kuat.

 

Daftar isi

Apa Itu Kinerja Keuangan?

Bayangkan kamu mengemudikan mobil menuju kota impian. Peta adalah rencana bisnismu, tapi indikator di dashboard mobil, seperti bensin, suhu mesin, dan kecepatan, adalah kinerja keuanganmu. Tanpa indikator yang akurat, kamu bisa saja kehabisan bensin di tengah jalan atau malah menabrak batas kecepatan tanpa sadar.

Secara sederhana, kinerja keuangan adalah proses menganalisis seberapa baik perusahaan mengelola uangnya, berdasarkan aturan, prinsip, dan strategi yang ideal. Hasil analisis ini mencerminkan prestasi kerja keuangan pada periode tertentu, sehingga kamu bisa melihat:

  1. Apakah rencana keuangan berjalan sesuai jalur?
  2. Apakah ada peningkatan dibanding periode sebelumnya?
  3. Atau justru ada tanda-tanda “lampu merah” yang harus segera diatasi?

 

Kenapa Analisis Kinerja Keuangan Penting?

Coba pikirkan hal ini, gimana caranya kamu tahu sebuah bisnis layak diinvestasikan? Lantas, gimana caranya kamu memastikan bahwa strategi yang dijalankan tahun ini lebih baik dari tahun lalu? Jawabannya ada di kinerja keuangan.

Fungsi analisis kinerja keuangan antara lain:

  1. Mengetahui posisi keuangan saat ini dibandingkan rencana awal.
  2. Mengukur kontribusi setiap unit bisnis, mana yang produktif, mana yang perlu pembenahan.
  3. Menjadi acuan pengambilan keputusan investasi dan modal kerja.
  4. Menilai kemampuan perusahaan untuk bertahan dan tumbuh di tengah persaingan.

Dengan kata lain, ini adalah kompas bisnis yang membantu kamu tetap di jalur meskipun ombak persaingan sedang tinggi.

Baca juga  Pengertian Likuiditas: Definisi, Teori Manajemen Likuiditas, Ukuran Likuiditas, Jenis Rasio Likuiditas dan Contohnya

Bagaimana Cara Mengukurnya?

Ada banyak alat yang bisa kamu gunakan untuk “membedah” kesehatan keuangan bisnis. Berikut delapan teknik populer yang dipakai para analis keuangan:

1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Teknik analisis ini seperti membandingkan antara foto sebelum dan sesudah, jadi intinya dalam teknik ini melihat laporan keuangan dari dua periode atau lebih untuk mengukur perubahan, baik dalam jumlah rupiah maupun persentase.

2. Analisis Tren (Trend Analysis)

Dalam metode analisis ini, kita ibarat sedang memantau grafik berat badan dari waktu ke waktu, teknik ini melihat kecenderungan posisi keuangan, apakah terus naik, stagnan, atau justru menurun.

3. Analisis Persentase per Komponen (Common Size)

Nah, dalam analisis ini coba bayangkan kamu sedang memotong kue lalu membandingkan besar potongan untuk setiap orang. Teknik ini mengajak kamu untuk menghitung persentase tiap pos (aset, utang, modal) terhadap total keseluruhan.

4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Teknik ini mengajak kamu untuk membandingkan dari periode ke periode untuk melihat seberapa efisien modal kerja digunakan dan dari mana sumbernya.

5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Namanya juga kas, udah pasti akan mengupas aliran kas masuk dan keluar, serta alasan perubahan saldo kas dalam periode tertentu. Penting untuk memastikan likuiditas tetap terjaga.

6. Analisis Rasio Keuangan

Kalau analisis rasio keuangan ibarat kita sedang melakukan tes laboratorium bisnis. Melihat hubungan antarpos di laporan keuangan untuk menilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan efisiensi.

7. Analisis Perubahan Laba Kotor

Umumnya dalam analisis ini kita lebih fokus pada perubahan laba kotor dan penyebabnya, kemudian mencari tahu apakah dari penurunan penjualan, kenaikan biaya, atau kombinasi keduanya.

8. Analisis Break Even

Terakhir, analisis ini lebih menentukan titik penjualan minimal agar bisnis tidak rugi, alias balik modal. Disini kita seperti mencari titik keseimbangan antara volume penjualan yang minimal kita penuhi jika ingin balik modal.

 

Baca juga  Apa itu Perantara Keuangan: Makna, Peran dan Kepentingannya

Gimana sih Menerapkannya di Dunia Nyata?

Katakan kamu punya usaha kuliner. Dengan analisis perbandingan laporan keuangan, kamu bisa tahu bahwa tahun ini penjualan naik 15% dibanding tahun lalu. Tapi setelah analisis laba kotor, kamu menemukan margin keuntungan turun karena biaya bahan baku melonjak. Dari sini, kamu bisa memutuskan untuk mencari pemasok baru atau mengatur ulang menu.

Atau misalnya, kamu mengelola startup teknologi. Melalui analisis sumber dan penggunaan kas, kamu sadar arus kas negatif bukan karena penjualan rendah, tapi karena belanja besar-besaran di kampanye iklan yang tidak efektif. Keputusan berikutnya? Pangkas biaya iklan yang boros, fokus pada kanal pemasaran yang memberi konversi nyata.

 

Pelajaran dari Perusahaan Besar

Banyak perusahaan besar di Indonesia dan dunia menjaga ketat kinerja keuangan mereka.

  • Unilever secara konsisten mempublikasikan laporan keuangan dengan analisis tren, memudahkan investor melihat stabilitas dan pertumbuhan. Namun saat ini kondisi perusahaan sedang memprihatinkan, penjualan bukannya bertumbuh malahan anjlok, yang berakibat pada profit perusahaan, akhirnya harga saham ikutan anjlok.
  • Astra International menggunakan rasio keuangan untuk menilai efisiensi operasional di berbagai unit bisnisnya. Meskipun selama ini dikenal dengan perusahaan otomotif, nyatanya Astra lebih merujuk pada perushaaan Holding, terbilang jumbo bisnisnya dan tentu saja kompleks. Emang sih yang terbesar masih di komposisi otomotif, sifatnya juga siklikal.
  • Bank Central Asia (BCA) fokus pada analisis sumber dan penggunaan kas untuk memastikan likuiditas tetap terjaga, bahkan di masa krisis. Cek juga kualitas aset serta cost of fund, karena itu menentukan revenue dan profit perusahaan.

Dari mereka, kita belajar bahwa analisis keuangan bukan pekerjaan musiman. Ini adalah kebiasaan yang harus terus dipelihara.

 

Kesalahan yang Sering Terjadi

Banyak pemilik bisnis (terutama UMKM) terjebak pada dua kesalahan ini:

  • Hanya melihat angka penjualan sebagai tanda sukses. Padahal, penjualan tinggi tidak berarti profit tinggi.
  • Tidak membandingkan dengan periode sebelumnya. Tanpa pembanding, sulit menilai apakah bisnis benar-benar tumbuh.

Kalau kamu ingin bisnis bertahan lama, jangan hanya puas melihat saldo rekening yang bertambah. Lihat juga bagaimana uang itu bekerja untuk masa depan perusahaan.

Baca juga  7 Prinsip Manajemen Keuangan yang Wajib Kamu Kuasai Agar Tidak Boncos!

 

Kinerja Keuangan dan Masa Depan Bisnis Kamu

Mengukur kinerja keuangan itu seperti merawat mesin. Kalau rutin dicek, performanya tetap prima dan awet. Kalau diabaikan, kerusakan kecil bisa membesar dan menghentikan laju bisnis.

Mulailah dengan langkah sederhana:

  • Lakukan Review laporan keuangan secara bulanan.
  • Gunakan minimal dua teknik analisis yang sesuai kebutuhan, kamu bisa cek kembali analisis apa saja yang sesuai ya.
  • Catat dan bandingkan hasil dari periode ke periode.
  • Gunakan data tersebut untuk membuat keputusan strategis.

Tidak perlu langsung sempurna. Yang penting, kamu bergerak dari tidak tahu menjadi tahu, lalu dari tahu menjadi mampu bertindak.

 

Penutup

Pada akhirnya, kinerja keuangan ibarat detak jantung bisnismu yang berirama naik atau turun. Setiap denyutnya memberi tanda apakah perusahaan bergerak menuju kesehatan atau justru menuju risiko yang lebih besar. Jangan tunggu sampai “serangan jantung” bisnis terjadi baru kamu bertindak.

Mulailah membaca cermin itu sekarang sebelum kamu terlambar. Lakukan analisis, pahami hasil analisisnya dengan seksama, dan ambil keputusan kecil yang mengarah pada perbaikan. Karena bisnis yang sehat bukan dibangun dari keputusan besar yang jarang terjadi, tapi dari serangkaian keputusan kecil yang konsisten dijalankan setiap hari.

Kalau kamu sudah siap, buka laporan keuangan bisnismu hari ini. Lihat apa yang angkanya katakan. Siapa tahu, itu adalah percakapan paling jujur yang pernah kamu lakukan dengan bisnis sendiri.

Iklan

Melalui ebook ini, Kamu akan belajar Komunikasi Keuangan dengan Mudah Secara Visual.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *