Oke teman-teman, kali ini kita mau belajar bersama tentang teori pertumbuhan ekonomi menurut para ahli secara mendalam. Pembahasan kali ini akan menampilkan penjelasan yang sangat sederhana dilengkapi dengan infografik.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat yang menyebabkan peningkatan jumlah produksi barang dan jasa di suatu negara pada periode tertentu.
Cara menghitung pertumbuhan ekonomi pada suatu tahun adalah dengan membandingkan produksi barang dan jasa atau pendapatan nasional tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan Ekonomi = (PDBt – PDBt-1)/PDBt x 100%
Dimana:
- PDBt adalah Produk Domestik Bruto tahun t
- PDBt-1 adalah Produk Domestik Bruto tahun sebelumnya
- *) tahun t adalah tahun sekarang atau tahun yang akan kita cari nilainya (berdasarkan harga konstan).
Selengkapnya baca artikel tentang cara menghitung pertumbuhan ekonomi.
Nah buat kalian yang baru berkunjung kesini, kami ucapkan selamat datang kepada kalian dan buat yang sudah sering kesini juga tak lupa kami ucapkan terima kasih. Kami bisa eksis sampai saat ini berkat dukungan pembaca setia, tanpa kalian kami bukanlah apa apa dan juga bukan siapa-siapa.
Ngomongin soal teori pertumbuhan ekonomi, apa saja sih yang kalian sudah ketahui dan bagaimana implikasinya dalam kehidupan kita?
Yang akan kita bahas kali ini teori pertumbuhan ekonomi yaitu teori klasik, neoklasik, endogen, neokeynes dan histori. Jadi teman-teman, topik inilah yang akan kita bahas hingga akhir, mudah-mudahan bisa membantu ya, mari kita mulai dan perhatikan penjelasan berikut ya!
Daftar isi
1.Teori Pertumbuhan Klasik
Teori Pertumbuhan Klasik berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menurun dengan populasi yang meningkat dan sumber daya yang terbatas.
Postulasi semacam itu merupakan implikasi dari keyakinan para ekonom teori pertumbuhan klasik yang berpikir bahwa peningkatan sementara dalam PDB riil Per orang pasti menyebabkan ledakan populasi, yang akan membatasi sumber daya suatu negara, akibatnya menurunkan PDB riil. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi negara itu akan mulai melambat.
Model Struktural
Pada grafik di atas, sumbu y mewakili total produksi, dan sumbu x mewakili tenaga kerja. Kurva OW menguraikan total upah subsisten. Jika tingkat populasi (tenaga kerja) adalah ON, dan tingkat output adalah OP, upah per kapita diwakili oleh NR. Akibatnya, surplus atau keuntungan adalah RG.
Karena surplus, proses pembentukan modal mulai berlaku. Akibatnya, permintaan tenaga kerja meningkat, yang menyebabkan peningkatan total upah, saat kurva bergerak ke GH.
Jika total populasi tetap konstan di ON, dan upah melebihi upah subsisten, yaitu, NG > NR, maka total populasi atau total tenaga kerja akan meningkat saat kurva bergerak menuju OM. Karena peningkatan populasi, surplus dapat dihasilkan.
Dengan cara seperti itu, proses akan berlanjut sampai ekonomi mencapai titik E, seperti yang digambarkan oleh panah. Titik E mewakili situasi stasioner di mana upah dan total output menyamakan kedudukan, dan tidak ada surplus yang dapat dihasilkan.
Namun, menurut para ekonom klasik, dengan kemajuan teknologi Fungsi produksi akan bergeser ke atas, seperti yang digambarkan oleh kurva TP2. Juga, menurut Teori Pertumbuhan Klasik, stagnasi ekonomi dapat ditunda, meskipun pada akhirnya tidak dihindari.
Keterbatasan Model Pertumbuhan Klasik
Ketidaktahuan sehubungan dengan teknologi:Model pertumbuhan klasik mengabaikan peran yang dapat dimainkan oleh kemajuan teknis yang efisien untuk kelancaran ekonomi. Kemajuan teknologi dapat meminimalkan pengembalian yang semakin berkurang.
Penentuan upah totalyang tidak akurat: Model pertumbuhan klasik mengasumsikan bahwa total upah tidak melebihi atau jatuh di bawah tingkat subsisten.
Namun, ini tidak sepenuhnya benar. Perubahan dalam struktur industri dan pembangunan ekonomi yang substansial dapat mengakibatkan upah total melebihi atau jatuh di bawah tingkat subsisten.
Selain itu, teori pertumbuhan klasik tidak mempertimbangkan peran yang dimainkan oleh serikat pekerja dalam proses penentuan upah.
Baca juga: Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.
2.Model Pertumbuhan Neoklasik
Teori Pertumbuhan Neoklasik adalah model pertumbuhan ekonomi yang menguraikan bagaimana tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil terjadi ketika tiga kekuatan ekonomi ikut bermain: tenaga kerja, modal, dan teknologi. Versi paling sederhana dan paling populer dari Model Pertumbuhan Neoklasik adalah Model Pertumbuhan Solow-Swan.
Teori ini mendalilkan bahwa keseimbangan ekonomi jangka pendek adalah hasil dari berbagai jumlah tenaga kerja dan modal yang memainkan peran penting dalam proses produksi.
Teori ini berpendapat bahwa perubahan teknologi secara signifikan mempengaruhi fungsi keseluruhan ekonomi. Teori pertumbuhan neoklasik menguraikan tiga faktor yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi.
Namun, teori ini menekankan pada klaimnya bahwa keseimbangan sementara, atau jangka pendek, berbeda dari kesetimbangan jangka panjang dan tidak memerlukan salah satu dari tiga faktor.
Fungsi Produksi dalam Model Pertumbuhan Neoklasik
Model Pertumbuhan Neoklasik mengklaim bahwa akumulasi modal dalam suatu ekonomi, dan bagaimana orang memanfaatkannya, penting untuk menentukan pertumbuhan ekonomi.
Ini lebih lanjut mengklaim bahwa hubungan antara modal dan tenaga kerja dalam suatu ekonomi menentukan total outputnya. Akhirnya, teori ini menyatakan bahwa teknologi meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan total output melalui peningkatan efisiensi tenaga kerja. Oleh karena itu, fungsi produksi model pertumbuhan neoklasik digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi dan keseimbangan ekonomi. Fungsi produksi umum dalam model pertumbuhan neoklasik mengambil bentuk berikut:
Y = AF (K, L)
Dimana:
Y – Pendapatan, atau ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB)
K – Modal
L – Jumlah tenaga kerja tidak terampil dalam perekonomian
A – Tingkat determinan teknologi
Juga, karena hubungan dinamis antara tenaga kerja dan teknologi, fungsi produksi ekonomi sering dinyatakan kembali sebagai Y = F (K, AL). Ini menyatakan bahwa teknologi adalah peningkatan tenaga kerja dan bahwa produktivitas pekerja tergantung pada tingkat teknologi.
Asumsi Model Pertumbuhan Neoklasik
Modal tunduk pada pengembalian yang berkurang:Asumsi penting dari model pertumbuhan neoklasik adalah bahwa modal (K) tunduk pada pengembalian yang berkurang asalkan ekonomi adalah ekonomi tertutup.
Dampak pada total output:Asalkan tenaga kerja tetap atau konstan, dampak pada total output dari unit terakhir dari modal yang terakumulasi akan selalu kurang dari yang sebelumnya.
Keadaan ekonomi yang stabil:Dalam jangka pendek, tingkat pertumbuhan melambat karena pengembalian yang semakin berkurang berlaku, dan ekonomi berubah menjadi ekonomi “steady-state”, di mana ekonomi stabil, atau dengan kata lain, dalam keadaan yang relatif konstan.
Kesimpulan Model Pertumbuhan Neoklasik
Output sebagai fungsi pertumbuhan:Model pertumbuhan neoklasik menjelaskan bahwa total output adalah fungsi dari pertumbuhan ekonomi dalam input faktor, modal, tenaga kerja, dan kemajuan teknologi.
Tingkat pertumbuhan output dalam keseimbangan steady-state:Tingkat pertumbuhan total output dalam keseimbangan steady-state sama dengan tingkat pertumbuhan populasi atau tenaga kerja dan tidak pernah dipengaruhi oleh tingkat tabungan.
Peningkatan tingkat pendapatan per kapita negara stabil:Sementara tingkat tabungan tidak mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi steady-state dari total output, itu menghasilkan peningkatan tingkat pendapatan per kapita negara stabil dan, oleh karena itu, total pendapatan juga, karena meningkatkan total modal per kepala.
Tingkat pertumbuhan jangkapanjang: Tingkat pertumbuhan jangka panjang suatu ekonomi semata-mata ditentukan oleh kemajuan teknologi atau kemunduran.
Baca juga: Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi.
3.Teori Pertumbuhan Endogen
Dikenal pula dengan istilah pertumbuhan Ekonomi Baru, teori pertumbuhan endogen dikembangkan oleh Robert Lucas dan Paul Romer. Teori ini memusatkan siklusnya pada sumber daya manusia yang menjadi modal utama peningkatan produksi dan ekonomi nasional.
Menurut Lucas dan Romer, tenaga kerja yang memiliki wawasan luas, pendidikan tinggi, dan pelatihan profesional bisa mempercepat perkembangan industri dan teknologi. Sebagai hasilnya, kegiatan produksi nasional pun dapat ditingkatkan dengan lebih cepat.
Teori Pertumbuhan Endogen menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dihasilkan secara internal dalam perekonomian, yaitu, melalui kekuatan endogen, dan bukan melalui yang eksogen.
Teori endogen sangat kontras dengan model pertumbuhan neoklasik, yang berpendapat bahwa faktor eksternal seperti kemajuan teknologi merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi.
Implikasi Kebijakan Utama dari Teori Pertumbuhan Endogen
- Kebijakan pemerintah dapat meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi jika kebijakan diarahkan untuk menegakkan lebih banyak persaingan pasar dan membantu merangsang inovasi dalam produk dan proses.
- Ada peningkatan pengembalian skala dari investasi modal di “industri pengetahuan” pendidikan, kesehatan, dan telekomunikasi.
- Investasi sektor swasta seperti R&D adalah sumber penting kemajuan teknologi bagi perekonomian.
4.Teori Neokeynes
Teori Neokeynes dikemukakan pertama kali oleh ahli ekonomi Roy F. Harrod serta Evsey D. Domar. Menurut teori Neokeynes, pertumbuhan ekonomi nasional dipengaruhi oleh modal, permintaan, dan investasi.
Ketiga hal ini memiliki peran penting dalam meningkatkan produksi nasional sehingga berpengaruh pada peningkatan ekonomi di negara yang berlangsung dalam jangka waktu pendek maupun menengah.
Sejumlah pendukung teori Neokeynes lebih menyoroti pentingnya kegiatan investasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Mereka berpandangan bahwa dengan menanam modal dapat membantu peningkatan produksi nasional, baik dalam skala kecil maupun besar.
Baca: Pengertian APBN.
5.Teori Historis
Teori historis merupakan salah satu teori ekonomi yang populer, dikembangkan oleh sejumlah ahli ekonomi yang memiliki pandangan berbeda-beda, tetapi memiliki kesamaan yaitu berpusat pada kegiatan ekonomi masyarakat.
Sejumlah ahli terkenal sebagai pengembang teori ini diantaranya Karl Bucher, Werner Sombart, dan Frederich List.
Karl Bucher mencetuskan teorinya bahwa pertumbuhan ekonomi nasional dipengaruhi oleh hubungan antara produsen dan konsumen melalui tingkatan rumah tangga tertutup, kota, kemasyarakatan, hingga dunia.
Demikian pula dengan teori Bucher, Werner Sombart yang juga mengelompokkan peran masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi, mulai dari tahapan perekonomian tertutup, tahapan pertumbuhan industri, hingga tahapan kapitalis.
Kesimpulan
Demikian ulasan tentang teori pertumbuhan ekonomi, jika kita ringkas maka pembahasan kita telah mencakup:
- Teori Pertumbuhan Klasik berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menurun dengan populasi yang meningkat dan sumber daya yang terbatas.
- Teori Pertumbuhan Neoklasik merupakan model pertumbuhan ekonomi yang menguraikan bagaimana tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil terjadi ketika tiga kekuatan ekonomi ikut bermain: tenaga kerja, modal, dan teknologi. Versi paling sederhana dan paling populer dari Model Pertumbuhan Neoklasik adalah Model Pertumbuhan Solow-Swan.
- Dalam teori pertumbuhan endogen, tenaga kerja yang memiliki wawasan luas, pendidikan tinggi, dan pelatihan profesional bisa mempercepat perkembangan industri dan teknologi. Sebagai hasilnya, kegiatan produksi nasional pun dapat ditingkatkan dengan lebih cepat.
- Menurut teori Neokeynes, pertumbuhan ekonomi nasional dipengaruhi oleh modal, permintaan, dan investasi.
- Teori historis merupakan salah satu teori ekonomi yang populer, dimana pertumbuhan ekonomi berpusat pada kegiatan ekonomi masyarakat.
Jadi teman-teman, itulah teori pertumbuhan ekonomi yang bisa kami sampaikan, jika ada diskusi terkait topik ini silahkan menuliskan dikolom komentar ya!
Source, Website dan Buku:
- Theories of Growth – Classical, Neoclasical, Endogenous Growth Theories (corporatefinanceinstitute.com)
- Pertumbuhan Ekonomi dan Teori-Teori Pendukungnya | Ekonomi Kelas 11 (ruangguru.com)
- Sadono, Sukirno, 1999, Makroekonomi Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Jakarta.
- Sadono, Sukirno. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Jakarta: Prenada Media Group.
- Alam S. 2014. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.