3 Pelajaran Utama dalam Buku The Psychology Of Money karya Morgan Housel

Hai… salam satu frekuensi, Apa kabar teman-teman? Semoga semua dalam keadaan baik. Dulu ini sudah pernah saya bahas versi ringkasan lengkap, tetapi menurut saya masih menarik banget topiknya gaes…

Hari ini ada satu buku yang memperdalam dan memperkaya pemahaman saya tentang uang, sekaligus psikologi saya tentang uang. Langsung aja kita bahas, beberapa hal utama yang saya pelajari dari buku ini.

Yang pertama saya akan bicara soal pentingnya memahami luck, atau keberuntungan dalam kesuksesan finansial kita. Yang kedua, kita juga harus memahami bedanya antara kata “Rich” dengan kata “Wealth”. Dua-duanya berarti kaya kalau dalam bahasa Indonesia, tapi sebenarnya mereka punya nuansa dan punya kedalaman yang berbeda, yang akan saya tajemin di sini.

Selanjutnya yang ketiga adalah bonus gaes… jadi Langsung aja kita mulai!

Luck vs Risk (Keberuntungan vs risiko)

Temen-temen pasti tahu Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia. Pendiri dari Microsoft. Mungkin temen-temen sekarang lagi baca artikel ini di laptop yang di dalamnya softwarenya adalah Microsoft windows.

Tapi yang kita gak banyak tahu adalah bagaimana Bill Gates pertama kali terpapar sama komputer. Ternyata setelah digali, temen-temen, Bill Gates pernah bilang satu buah kalimat, “Kalau tidak ada sekolah Lakeside tidak mungkin ada Microsoft.

Begini kata bill gate” Now I am super glad that I went to that school it</i> <i>is an fantastic school, I’ll probably send my kid to that school.

Lakeside adalah sekolah tempat Bill Gates itu menghabiskan masa remajanya.

Di tahun 1968, ketika dia duduk di smp 2, smp 3. Saat itu sekolah Lakeside mempunyai sebuah program yang diinisiasi oleh seorang guru. Dia bilang,

“Kayaknya gak seharusnya deh komputer cuma dimiliki oleh orang-orang tertentu. Yuk kita collect-an sama-sama, hadirkan satu komputer ke sekolah ini.” Saat itu temen-temen, 1968 bahkan orang-orang di kampus, di universitas aja gak banyak yang dapat akses.

Tapi mereka berhasil mendatangkan satu komputer tersebut ke Lakeside school di Seattle. Saat itu di dunia ada sekitar 300 juta anak muda yang seumuran Bill Gates. Oke, dari 300 juta anak muda tersebut, ada sekitar 18 juta yang tinggalnya di Amerika Serikat.

Nah ini hal yang menarik ya, dari sekitar 18 juta anak muda di Amerika Serikat, ada 100 ribu yang tinggal di Kota Seattle. Tempat sekolah Lakeside berada. Nah, temen-temen tebak di sekolah Lakeside waktu itu ada berapa anak muda yang sumuran Bill Gates? 300.

Bayangkan temen-temen, keberuntungan seorang Bill Gates dari 300 juta anak muda pada masanya ke 300 orang yang bisa akses ke komputer tersebut. Itu baru satu faktor keberuntungannya Bill Gates.

Baca juga  Ringkasan Buku "The Psychology of Money: Timeless lessons on wealth, greed, and happiness" karya Morgan Housel

Sekarang kita ngambil sisi yang paling ekstrim satunya lagi the other side of luck is risk. Sisi lain dari keberuntungan adalah risiko. Ternyata temen-temen, dari 300 anak-anak seumuran Bill Gates waktu itu ada seorang lagi lagi yang namanya Kent.

Yang menjadi teman dekatnya Bill Gates dan Paul Allen. Jadi, Microsoft itu dimulai oleh dua orang. Bill Gates dan Paul Allen sebagai Co-Founders. Kent waktu itu juga salah satu temannya Bill Gates dan Paul Allen, mereka gaul bareng, hangout bareng, mereka juga sama-sama gig banget soal komputer mereka menghabiskan waktu berjam-jam setiap minggunya untuk ulik tentang komputer.

Bahkan, harusnya nih… Kent itu menjadi salah satu Co-Founder. Bill Gates pernah bilang Kent itu… salah satu orang yang paling pintar, Kalau enggak, lebih pinter dari dia bahkan. Kemana-mana Kent itu selalu ngebawa satu koper seperti layaknya seorang pengusaha. Pebisnis pada masa itu. Emang jiwa bisnisnya besar banget.

Dan sebagai teman dekat, Bill Gates bilang, “Saya sampai inget nomor telponnya Kent sampai sekarang di tahun 2000-an ini.” Harusnya dia menjadi salah satu Co-Founder Microsoft. Tapi yang tidak bisa kita sangka adalah… Kent meninggal dalam salah satu kecelakaan waktu dia naik gunung.

Pada tahun itu, kecelakaan yang berhubungan dengan aktivitas naik gunung, itu tidak lebih dari 30-an kecelakaan. Kesimpulannya apa temen-temen? Kalau kita bicara soal investment, kita bicara soal bisnis yang berhasil, sering kali kita menitikberatkan pada “Oh, ini 100% usaha saya, Ini 100% karena kepintaran saya, Ini 100% karena skill saya.

Padahal sebenarnya kalau kita akui, Ada loh faktor-faktor keberuntungan di sana yang memengaruhi temen-temen. Kalau kita menyadari ini, kita akan semakin bisa bersikap netral secara emosi, kalau kita ngelihat ada orang yang lebih sukses, atau kita ngelihat ada orang yang gak begitu sukses.

Rich vs Wealth

“Bentar Masbro, ini kan dua-duanya kalo diartikan sama-sama kaya?” Betul teman-teman, tapi ini adalah kaya yang berbeda.

Rich itu kekayaan yang bisa temen-temen lihat gampang banget menemukan orang-orang yang kaya secara tampilan, kalau kita ngelihat orang yang punya mobil mewah 1M. Kita bisa langsung bilang, “Wih tajir nih orang!” Tapi apakah kita benar-benar tahu orang ini ngebelinya dengan cash, atau dengan cicilan.

Jangan-jangan dia ngebayar 10% DP habis itu dia masih nyicil sampai sekarang. Makanya sangat mudah untuk ngelihat orang yang kelihatan kaya. Tapi teman-teman yang dimaksud dengan Wealth atau kekayaan sejati… adalah kekayaan yang sering kali tidak terlihat teman-teman.

Kekayaan yang sejati ini adalah income atau pendapataan atau penghasilan yang belum digunakan. Value sebenernya dari wealth ini adalah opsi untuk bisa ditukarkan dengan sesuatu suatu hari nanti dan juga potensi untuk terus bertumbuh asetnya dari waktu ke waktu.

Baca juga  THE INTELLIGENT INVESTOR : RINGKASAN BUKU VERSI INVESTOR PEMULA

Nah inilah yang membedakan antara rich dengan wealth.

Mungkin lebih mudah buat teman-teman memahami ini lewat analogi diet atau olahraga. Jadi dalam satu buku judulnya The Body, yang nulis namanya Bill Bryson. Dia bilang seperti ini, “Manusia itu punya kecenderungan untuk overestimate berapa jumlah kalori yang mereka bakar, sewaktu mereka berolahraga.”

Nah, begitu juga ketika selesai berolahraga rata-rata orang itu akan makan atau mengonsumsi dua kali lipat dari kalori yang baru saja mereka bakar. Seringkali, jadinya olahraga kita ya percuma. Olahraga itu jadinya seperti Rich tadi.

Ketika mereka udah selesai ngebakar kalori, mereka ngerasa berhak untuk nge-reward dirinya mereka sendiri dengan sebuah makanan yang enak. Tapi, orang yang paham wealth, adalah orang-orang yang…

Ketika mereka berolahraga mereka secara sadar menahan diri mereka, untuk ngelihat jangka panjangnya. “Hari ini saya udah bakar 300 kalori saya commit untuk tidak makan lebih banyak daripada apa yang saya bakar dan saya bisa ngerasain manfaatnya”

Itulah perbedaan antara rich dan wealth. Role model kita kalau kita bicara ‘the true wealth’ itu gak banyak.

Ini besar sekali dengan point kita berikutnya, ‘the true wealth’. Buat saya, orang yang bener-bener kaya itu adalah orang-orang yang punya fleksibilitas dan punya freedom of time. Menurut saya, dan terkonfirmasi lewat buku ini,

Bentuk wealth yang paling ultimate adalah orang-orang yang bisa… Well… Bangun tidur hari ini bisa dibilang, “I can do whatever I want.” Kita bisa ngerjain apa pun yang kita mau.

Banyak orang yang tanya gini, “Kenapa sih kamu pingin punya lebih banyak income, kenapa sih kamu pingin lebih kaya, kenapa sih lo pingin wealthy?

Seringkali jawabannya adalah… Ya mereka pingin lebih happy. Cuma ukuran dari happy itu kan beda-beda setiap orang ya. Sangat subjektif sekali.

Tapi ada salah satu bentuk dari happiness yang menurut saya sebagian besar orang itu percaya dan juga setuju. adalah ketika kita bisa melakukan apa yang kita mau kapan yang kita mau, dengan siapa pun yang kita mau.

Ini adalah reward terbesar dari having wealth. Kalau kamu baru pertama kali berkunjung ke blog saya, ini adalah salah satu hal yang saya percaya banget. Makanya sekarang saya bisa bekerja dengan enjoy. Kesimpulannya teman-teman, sering kali kita diajarkan untuk “Do what you love” Tapi sering kali, mengerjakan apa yang kita suka mengerjakan apa yang kita cinta, dengan schedule yang tidak bisa kita kontrol itu sama aja atau hampir mirip dengan mengerjakan sesuatu yang lo benci.

Baca juga  Ringkasan Buku One Up On Wall Street karya Peter Lynch

Poin Bonus

Ini poin terakhir dari buku ini. Sengaja saya taruh di belakang buat temen-temen yang membiasakan diri untuk membaca artikel sampai akhir. Apa sih yang bikin beda dari orang yang investasinya berhasil dan investasinya yaa.. return-nya kurang? Jawabannya adalah… Long tail.

Contoh yang paling jelas adalah dunia startup. Ketika kita melihat cara bekerjanya VC atau Venture Capitalis kita bisa melihat bahwa di sini rata-rata visi itu mereka invest di ratusan perusahaan. Tapi yang akhirnya IPO, akhirnya berhasil banget memberikan return yang berkali-kali lipat, itu mungkin kurang dari 10.

Kenapa? Karena cukup 2 atau 3 perusahaan yang menjadi unicorn atau decacorn itu udah bisa menutupi kerugian-kerugian atau kesalahan-kesalahan investasi mereka di 90 yang lainnya. Cara yang sama juga dilakukan oleh Amazon.

Di tahun 2014, Amazon sempat mengalami suatu masa yang berat. Karena dia rugi sekitar 140 juta Dollar, waktu mereka merilis handphone mereka. Namanya Amazon Fire. Ketika ditanya sama media, Dengan simpelnya Jeff Bezos bilang gini,

“Ga usah kaget sama kerugian 140 juta, saya menyiapkan 10 produk yang berbeda saya, mengembangkan 10 produk yang berbeda dari 10 itu saya siap 9-nya gagal, dan satu berhasil.”

Dan akhirnya temen-temen salah satu produk itu berhasil dan memberikan kontribusi sampai dari 60 persen dari pendapatan mereka sekarang. Apa produk itu? Amazon Web Service.

Hal ini juga bisa kita adopsi temen-temen. Ketika kita berinvestasi biasakan untuk mendiversifikasi investment kita, kita taruh misalnya satu juta yang sama ke 10 investasi yang berbeda. Ada satu aja yang bisa memberikan return berkali lipat, 9 yang lainnya kalau mungkin gak berhasil tetap bisa memberikan kita cuan yang luar biasa.

Nah temen-temen, ini adalah tiga hal yang saya pelajari dari buku Psychology of Money. Buku ini tentunya menawarkan begitu banyak lagi insight yang menarik, saya rasa gak fair kalau saya ceritakan semuanya, saya pingin temen-temen untuk baca dan dalami lebih baik lagi dengan perspektif temen-temen masing masing.

Iklan

Melalui buku ini, Anda akan belajar bagaimana Membangun kekayaan Melalui Investasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *