Investasi saham adalah salah satu cara untuk mengembangkan kekayaan dan mencapai tujuan keuangan. Namun, investasi saham juga memiliki risiko dan tantangan yang tidak bisa diabaikan. Bagaimana cara investasi saham yang aman, cerdas, dan menguntungkan? Salah satu jawabannya adalah dengan mengikuti tips dan trik investasi ala Benjamin Graham, sang bapak value investing.
Siapa itu Benjamin Graham? Benjamin Graham adalah seorang investor dan guru investasi yang dianggap sebagai pelopor value investing, yaitu strategi investasi yang berfokus pada mencari saham-saham yang dinilai murah atau undervalued berdasarkan analisis fundamental.
Graham lahir di London pada tahun 1894 dan pindah ke New York saat masih kecil. Dia lulus dari Columbia University pada tahun 1914 dan bekerja di Wall Street sebagai analis saham. Pada tahun 1926, dia mendirikan perusahaan investasinya sendiri, Graham-Newman Corporation, yang berhasil menghasilkan return rata-rata sekitar 20% per tahun selama lebih dari 20 tahun.
Graham juga dikenal sebagai guru dari banyak investor terkenal, seperti Warren Buffett, Walter Schloss, Irving Kahn, dan lainnya. Graham menulis dua buku klasik tentang investasi, yaitu Security Analysis (1934) dan The Intelligent Investor (1949), yang menjadi acuan bagi para value investor hingga saat ini.
Apa saja tips dan trik investasi ala Benjamin Graham? Graham memiliki banyak ide dan metode dalam investasi saham, tetapi secara garis besar, dia memiliki delapan prinsip utama, yaitu:
Daftar isi
Selalu investasi dengan margin of safety
Margin of safety adalah prinsip membeli saham dengan harga yang jauh lebih rendah dari nilai intrinsiknya, yang dianggap dapat memberikan peluang return tinggi sekaligus meminimalkan risiko kerugian. Graham biasanya mencari saham-saham yang harganya setidaknya 50% lebih rendah dari nilai aset bersihnya (net asset value) atau nilai bukunya (book value). Dengan begitu, dia bisa mendapatkan saham-saham berkualitas dengan harga murah.
Manfaatkan volatilitas pasar
Graham menyadari bahwa pasar saham seringkali tidak rasional dan volatil, terkadang menaikkan harga saham-saham melebihi nilai sebenarnya (overvalued) dan terkadang menurunkan harga saham-saham di bawah nilai sebenarnya (undervalued). Graham tidak takut dengan volatilitas pasar, tetapi justru memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk membeli saham-saham undervalued saat pasar sedang pesimis dan menjual saham-saham overvalued saat pasar sedang optimis.
Kenali gaya investsi Anda
Graham membedakan dua jenis investor, yaitu defensive investor dan enterprising investor. Defensive investor adalah investor yang lebih mengutamakan keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi, tidak mau repot-repot melakukan analisis mendalam atau mengikuti perkembangan pasar secara terus-menerus.
Enterprising investor adalah investor yang lebih aktif dan agresif dalam berinvestasi, mau meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk mencari peluang-peluang investasi yang menarik dan menguntungkan. Graham menyarankan agar setiap investor mengetahui jenis investornya masing-masing dan menyesuaikan strategi investasinya sesuai dengan karakteristiknya.
Berinvestasi pada apa yang Anda mengerti
Graham menekankan pentingnya memahami bisnis yang Anda investasikan. Dia tidak mau berinvestasi dalam bisnis yang tidak dia mengerti, karena itu akan meningkatkan risiko dan ketidakpastian. Dia lebih suka berinvestasi dalam bisnis yang sederhana, stabil, dan mudah diprediksi. Dia juga menghindari bisnis yang terlalu bergantung pada teknologi, inovasi, atau regulasi.
Berpikir seperti pemilik, bukan pedagang
Graham memandang saham sebagai bagian kepemilikan dalam suatu bisnis, bukan sebagai kertas yang bisa diperdagangkan di pasar saham. Oleh karena itu, dia tidak peduli dengan fluktuasi harga saham jangka pendek, tetapi lebih fokus pada kinerja bisnis jangka panjang2. Dia juga tidak sering menjual saham-sahamnya, kecuali ada alasan kuat untuk melakukannya, seperti perubahan fundamental dalam bisnis atau adanya peluang investasi yang lebih baik.
Jangan biarkan emosi menguasai Anda
Graham menyadari bahwa salah satu musuh terbesar dalam berinvestasi adalah emosi kita sendiri. Emosi seperti keserakahan, ketakutan, harapan, atau penyesalan bisa membuat kita mengambil keputusan investasi yang buruk.
Oleh karena itu, Graham mengajarkan kita untuk mengendalikan emosi kita dan berinvestasi dengan logika dan rasionalitas. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan membuat rencana investasi yang jelas dan disiplin dalam menjalankannya.
Belajar dari kesalahan
Graham tidak pernah mengklaim bahwa dia tidak pernah membuat kesalahan dalam berinvestasi. Bahkan, dia pernah mengalami kerugian besar saat krisis pasar saham tahun 1929-1932. Namun, Graham tidak menyerah atau menyalahkan orang lain atas kesalahan-kesalahannya. Dia justru belajar dari kesalahan-kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi. Dia juga bersedia mengakui kesalahan-kesalahannya dan mengoreksinya jika diperlukan.
Jangan lupa berbagi
Graham tidak hanya dikenal sebagai investor yang sukses, tetapi juga sebagai guru yang murah hati. Dia berbagi ilmu dan pengalamannya kepada banyak orang, baik melalui buku-bukunya, kuliah-kuliahnya, maupun konsultasi-konsultasinya. Dia juga berdonasi kepada banyak lembaga pendidikan dan amal. Dia percaya bahwa dengan berbagi, dia bisa memberikan manfaat kepada orang lain dan meninggalkan warisan yang positif.
Kesimpulan
Tips dan trik investasi ala Benjamin Graham adalah tips dan trik yang abadi dan relevan hingga saat ini. Dengan mengikuti tips dan trik tersebut, kita bisa berinvestasi saham dengan aman, cerdas, dan menguntungkan.
Kita juga bisa menjadi investor yang lebih bijak, disiplin, dan bertanggung jawab. Kita juga bisa menjadi orang yang lebih baik, yang tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga kepentingan orang lain.
Demikianlah tulisan tentang tips investasi ala Ben Graham, semoga bermanfaat dan memberi Anda inspirasi…