
Topik pembasan kita kali ini adalah perbedaan ekonomi makro dan mikro, jadi keduanya saling berhubungan karena merupakan turunan dari ilmu ekonomi yang terdiri dari 2 cabang.
So, pernahkah anda membaca berita tentang “Pengaruh Kenaikan Harga BBM terhadap Inflasi Berlangsung Selama 3 Bulan” Atau mungkin berita tentang “Dalam 6 Bulan, Jumlah Orang Miskin di Indonesia Naik jadi 27,77 Juta” Atau mungkin berita tentang “Suku Bunga BI Rate yang Tetap dipertahankan Oleh BI Hingga Kuartal ke II 2022?”
Melihat berita tersebut tentu sangat membosankan bukan dan terlihat tidak penting ya. Mungkin topik topik ekonomi ini terlihat tidak menarik ya untuk dipejajari, karena pengajaran ekonomi di bangku sekolah dan bangku kuliah dulu dan bahkan hingga sekarang masih saja terlihat dan terdengar sangat membosankan. Bikin pusing tau nggak…hmmmm
Contohnya seperti ini.
Pak Dosen/Guru: Jadi anak anak, Biaya marginal adalah peningkatan biaya total yang berasal dari produksi satu unit.
Guru: Iya pak guru……..bosen.
Nah kalau sudah seperti itu memang rasanya pelajaran ekonomi menjadi tidak menarik, betul apa betul banget.
Nah, untuk itulah sebabnya dalam post singkat kali ini kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu ekonomi makro dan mikro, dan yang lebih penting adalah perbedaan antara makro dan mikroekonomi. Apakah Anda sudah siap? Yuk kita lanjutkan bersama pembahasan yang satu ini.
Daftar isi
Apa itu Ilmu Ekonomi?
Nah kita mulai dengan pertanyaan: apa sih ilmu ekonomi itu? Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas.
Nah, berdasarkan ruang lingkupnya, ilmu ekonomi terbagi menjadi 2 cabang, yaitu ekonomi makro dan ekonomi mikro. Istilah makro ekonomi dan mikro ekonomi pertama kali diperkenalkan oleh Ragnar Anton Kittil Frisch atau lebih dikenal dengan Ragnar Frisch, yang pertama kali menerima hadiah nobel dalam bidang ekonomi teman-teman.
Apa itu EKonomi Mikro?
So, selanjutnya pada pertanyaan kedua: apa yang dimaksud dengan mikro ekonomi? Secara garis besar kita dapat mengambil kata “mikro” yang artinya kecil. Jadi kita dapat simpulkan bahwa teori mikro ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku secara individu dari keseluruhan kegiatan ekonomi.
Baca: Pengertian Ekonomi Mikro.
Gampangnya, mikro ekonomi berarti berbicara tentang satu konsumen, satu rumah tangga, satu perusahaan, atau bahkan satu industry saja.
Yaps…mari kita coba lihat contoh kasus di bawah ini, “Misalkan jika anda tiba tiba mendapatkan THR lebih tinggi, kira kira uangnya akan dipakai buat beli gadget baru atau liburan ke Bali ya?
Atau mungkin “Jika biaya sewa kontrakan rumah anda kemudian naik, apakah ini juga akan mempengaruhi tabungan anda?”
Atau, seperti ini … “Jika harga bahan baku sepeprti baja dan besi misalkan naik, kira kira apa ya dampaknya pada penjualan mobil serta dampaknya terhadap penjualan dan harga motor?
Nah itu adalah contoh contoh pertanyaan yang dibahas dalam mikro ekonomi.
Apa itu Ekonomi Makro?
Nah sekarang mari kita beralih ke topik makro ekonomi. Ekonomi makro bisa kita ambil kata “makro” yang artinya besar, maka dalam makro ekonomi kita mempelajari hubungan antara ekonomi secara agregat atau ekonomi yang lebih luas.
Baca: Pengertian Ekonomi Makro.
Contohnya topik tentang pendapatan nasional, inflasi, pengangguran, belanja negara sampai anggaran.
Tentu saja ini sangat berbeda dengan studi mengenai unit unit pengambilan keputusan individu dalam perekonomian dilakukan rumah tangga, perusahaan atau industri (mikro) yang terkait dengan makro ekonomi.
Sebenarnya, studi tentang Makro ekonomi semakin populer sejak Amerika dilanda oleh depresiasi (krisis) besar pada tahun 1930. Hingga kemudian seorang ekonom dari Inggris bernama John Maynard Keynes atau lebih dikenal sebagai Keynes, menerbitkan buku yang sangat terkenal General Theory of Employment, Interest and Money yang menekankan pentingnya intervensi pemerintah, khususnya dalam bentuk belanja publik untuk mengurangi pengangguran, paham ini disebut sebagai Keynesian Economics.
Namun pandangan tentang pentingnya intervensi pemerintah ini kemudian dibantah oleh ekonomi yang bernama Milton Freatment yang juga pria peraih hadiah nobel dalam bidang ekonomi tahun 1976, yang mengatakan bahwa “intervensi pemerintah hanya membuat ekonomi menjadi tidak efisien”.
Maka kemudian munculah paham sistem ekonomi pasar bebas atau free market yang artinya ekonomi harus bebas dari intervensi pemerintah. Pemerintah sebaiknya jangan banyak mengatur, biarkan ekonomi diatur oleh tangan yang tak terlihat atau invisible hand.
Ya maksudnya itu biarkan ekonomi berjalan dengan sendirinya atau disebut berlaku mekanisme pasar.
Jadi satu satunya intervensi yang boleh dilakukan pemerintah hanyalah yang terkait dengan kebijakan moneter yaitu untuk mengatur jumlah uang yang beredar. Karena beliau berasal dari Universitas of Chicago, maka penganut paham ekono mi ini disebut sebagai penganut paham monetarism.
Analogi Hubungan Antara Makro dan Mikro Ekonomi
Kemudian ada pertanyaan begini, kenapa sih pemerintah enggak mencetak uang aja sebanyak banyaknya, gampang kan?
Oke bayangkan seandainya besok tiba tiba saja terjadi hujan uang di mana mana semua orang menjadi kaya raya punya uang minimal 100 juta di rumah masing masing.
Jika jumlah uang beredar semakin banyak tidak sebanding dengan produksi kue gethuk misalnya, maka dipastikan harga gethuk juga pasti akan meningkat dan uang menjadi tidak ada harganya.
Kondisi ini yang disebut sebagai inflasi atau kenaikan harga karena penurunan nilai uang dan gawatnya kenaikan harga getuk juga pasti akan diikuti oleh kenaikan harga barang lain. Jadi tambah pusing kan?
Biaya produksi menjadi meningkat, dan ketika daya beli masyarakat semakin menurun, maka makin banyak bisnis yang juga akhirnya bangkrut. Sebaliknya, jika uang beredar itu berkurang, maka nilai uang menjadi lebih tinggi dibandingkan harga, kondisi ini yang disebut sebagai deflasi.
Jika harga getuk terus saja turun dan terus turun, tentu saja tidak akan ada orang yang kemudian mau memproduksi ketuk lagi. Demikian juga dengan barang lain sehingga ekonomi juga semakin lesu.
Bisnis pada tutup, pengangguran pada naik dan tingkat belanja makin rendah, makin runyam kan?
Jadi kesimpulannya terlalu banyak uang beredar itu buruk dan juga terlalu sedikit uang beredar itu juga buruk, jadi harus pas atau dengan kata lain yang sedang sedang saja.
Kebijakan pemerintah untuk mengatur peredaran uang dilakukan dengan menetapkan suku bunga ini yang kemudian disebut sebagai kebijakan moneter.
Jika uang beredar terlalu banyak, pemerintah akan menaikkan suku bunga untuk menyerap peredaran uang. Jika uang beredar terlalu sedikit, pemerintah akan menurunkan suku bunga untuk mendorong investasi.
Selain kebijakan moneter, pemerintah juga bisa mengatur ekonomi dengan cara menetapkan kebijakan yang disebut sebagai kebijakan fiskal, yaitu kebijakan untuk mengamankan ekonomi dengan mengatur pengeluaran dan pemasukan negara.
Misalnya besarnya pajak, harga bbm, tarif kuota impor dan lain sebagainya.
Kebijakan fiskal ini juga sebenarnya bukan perkara gampang loh.
Misalnya tarif pajak yang semakin tinggi. So, dengan pemasukan pajak yang tinggi, tentunya pemerintah bisa lebih leluasa untuk melakukan pembangunan infrastruktur, jalan, pelabuhan, dan lain sebagainya yang tentu saja bisa meningkatkan ekonomi secara keseluruhan.
Sayangnya, jika pajak yang terlalu tinggi, maka dunia usaha juga pasti akan pusing. Semakin tinggi biaya ekonomi, belanja masyarakat menjadi menurun dan pada akhirnya ekonomi juga semakin lesu. Jadi enggak gampang juga kan?
Penutup
Nah itulah sebabnya, meskipun dalam bidang akademik yang sama yaitu ilmu ekonomi, biasanya pendekatan makro ekonomi berbeda dengan pendekatan mikro ekonomi. Jika dalam ilmu ekonomi mikro, orientasinya dalam pengambilan keputusan yang paling rasional untuk meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan, maka dalam makro ekonomi orientasi pengambilan keputusan lebih ditekankan pada keseimbangan dan kestabilan.
Berikut analogi sederhana tentang keduanya, Jika ekonomi adalah biologi, maka makro ekonomi ibaratkan seperti ekologi yang menekankan keseimbangan ekosistem. Sedangkan mikro ekonomi itu seperti memahami biologi sel dan juga biologi molekul.
Jika ekonomi di ibaratkan fisika, maka makro ekonomi itu seperti kosmologi fisika kuantum. Sementara mikro ekonomi itu seperti mekanika atau fisika partikel di level atom.
Yang pasti teman-teman, baik ekonomi mikro dan makro ekonomi itu akan saling berhubungan satu sama lain. Jadi untuk bisa memahami makro ekonomi, kita juga harus paham tentang mikro ekonomi.
Oke, yang pasti dengan belajar ekonomi baik itu mikro ekonomi maupun makro ekonomi, kita semua pasti dapat mengambil keputusan yang terbaik juga untuk hidup kita. Terima kasih sudah membaca hingga selesai, semoga mudah dipahami dan see you…