
Apa itu motivasi? Lantas, gimana kaitannya dengan motivasi kerja seseorang? Lantas, apa saja teori yang melandasi hal ini?
Motivasi kerja adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam dunia kerja. Motivasi kerja dapat mempengaruhi kinerja, produktivitas, kreativitas, loyalitas, dan kepuasan karyawan.
Motivasi kerja juga dapat berdampak pada kesejahteraan, kesehatan, dan kualitas hidup karyawan.
- Namun, apa sebenarnya motivasi kerja itu?
- Bagaimana motivasi kerja dapat terbentuk dan dipertahankan? Apa saja jenis, faktor, dan cara meningkatkan motivasi kerja?
Artikel singkat mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengulas beberapa teori motivasi yang populer dan relevan. So, sebelum lanjut, jangan lupa untuk dukung kami dengan cara share artikel ini jika Anda merasa bermanfaat, lanjut
Daftar isi
Teori Kebutuhan Maslow
Teori kebutuhan Maslow adalah salah satu teori motivasi yang paling terkenal dan banyak digunakan. Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow, seorang psikolog humanistik, pada tahun 19431. Teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki lima tingkat kebutuhan yang berbeda, yaitu:
- Kebutuhan fisiologis, seperti makan, minum, bernapas, dan tidur.
- Kebutuhan rasa aman, seperti perlindungan dari bahaya, ancaman, dan ketidakpastian.
- Kebutuhan sosial, seperti memiliki teman, keluarga, dan komunitas yang menerima dan mencintai.
- Kebutuhan harga diri, seperti memiliki rasa percaya diri, kompeten, dihargai, dan diakui.
- Kebutuhan aktualisasi diri, seperti mengembangkan potensi, bakat, dan kreativitas.
Menurut teori ini, motivasi kerja dapat terjadi jika karyawan merasa bahwa pekerjaan mereka dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, terutama yang lebih tinggi.
Sebaliknya, motivasi kerja akan menurun jika karyawan merasa bahwa pekerjaan mereka tidak relevan, tidak bermanfaat, atau tidak menghargai mereka. Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi kerja, manajer harus memahami dan memenuhi kebutuhan karyawan sesuai dengan tingkatannya.
Misalnya, dengan memberikan gaji yang cukup, lingkungan kerja yang aman, hubungan kerja yang harmonis, penghargaan dan promosi yang adil, serta kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Teori Dua Faktor Herzberg
Teori dua faktor Herzberg merupakan teori motivasi yang dikembangkan oleh Frederick Herzberg, seorang psikolog dan konsultan manajemen, pada tahun 19592. Teori ini berdasarkan pada hasil penelitian yang melibatkan 200 insinyur dan akuntan di Amerika Serikat. Teori ini menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, yaitu:
- Faktor higiena, seperti gaji, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, hubungan dengan rekan dan atasan, dan status pekerjaan. Faktor-faktor ini berkaitan dengan kepuasan atau ketidakpuasan karyawan terhadap lingkungan kerja mereka. Jika faktor-faktor ini tidak memadai, karyawan akan merasa tidak puas dan tidak termotivasi. Namun, jika faktor-faktor ini memadai, karyawan hanya akan merasa puas, tetapi tidak termotivasi.
- Faktor motivator, seperti prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, dan pertumbuhan. Faktor-faktor ini berkaitan dengan kepuasan atau ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaan mereka sendiri. Jika faktor-faktor ini tidak ada, karyawan akan merasa tidak termotivasi.
Namun, jika faktor-faktor ini ada, karyawan akan merasa termotivasi dan berkinerja lebih baik.
Menurut teori ini, motivasi kerja tidak hanya ditentukan oleh kepuasan karyawan, tetapi juga oleh tantangan dan makna pekerjaan.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi kerja, manajer harus tidak hanya memperbaiki faktor higiena, tetapi juga memberikan faktor motivator.
Misalnya, dengan memberikan tugas yang menarik, bervariasi, dan berdampak, memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif, memberikan otoritas dan kemandirian, serta memberikan peluang untuk berkembang dan berprestasi.
Teori Harapan Vroom
Teori harapan Vroom adalah teori motivasi yang diusulkan oleh Victor Vroom, seorang psikolog dan profesor manajemen, pada tahun 19643. Teori ini berfokus pada proses mental yang terjadi dalam diri karyawan ketika mereka mempertimbangkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Teori ini menyatakan bahwa motivasi kerja dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu:
- Harapan (expectancy), yaitu keyakinan karyawan bahwa usaha yang mereka lakukan akan menghasilkan kinerja yang baik. Harapan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kemampuan, keterampilan, sumber daya, dukungan, dan informasi.
- Instrumen (instrumentality), yaitu keyakinan karyawan bahwa kinerja yang baik akan mendapatkan imbalan yang diinginkan. Instrumen ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kejelasan, keterkaitan, keadilan, dan konsistensi sistem penghargaan.
- Valensi (valence), yaitu nilai atau kepentingan yang diberikan karyawan terhadap imbalan yang ditawarkan. Valensi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kebutuhan, preferensi, tujuan, dan aspirasi karyawan.
Menurut teori ini, motivasi kerja dapat dihitung dengan rumus: Motivasi = Harapan x Instrumen x Valensi. Artinya, motivasi kerja akan tinggi jika karyawan yakin bahwa usaha mereka akan berbuah kinerja yang baik, kinerja yang baik akan mendapatkan imbalan yang diinginkan, dan imbalan yang ditawarkan sesuai dengan nilai dan kepentingan mereka.
Sebaliknya, motivasi kerja akan rendah jika salah satu atau lebih variabel tersebut rendah atau nol. Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi kerja, manajer harus meningkatkan harapan, instrumen, dan valensi karyawan.
Misalnya, dengan memberikan pelatihan, bimbingan, fasilitas, dan umpan balik yang memadai, memberikan imbalan yang menarik, adil, dan sesuai dengan kinerja, serta menyesuaikan imbalan dengan kebutuhan, tujuan, dan aspirasi karyawan.
Kesimpulan
Motivasi kerja menjadi suatu sikap mental yang membuat seseorang berprilaku antusias, tekun, dan ikhlas untuk melakukan suatu pekerjaan dengan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan spesifik atau tujuan organisasi pada umumnya.
Hal ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Beberapa teori motivasi yang populer dan relevan adalah teori kebutuhan Maslow, teori dua faktor Herzberg, dan teori harapan Vroom.
Teori-teori ini memberikan penjelasan dan panduan tentang bagaimana motivasi kerja dapat terbentuk dan dipertahankan, serta bagaimana motivasi kerja dapat ditingkatkan. Dengan memahami dan menerapkan teori-teori ini, manajer dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, pekerjaan yang menantang, dan sistem penghargaan yang efektif, sehingga karyawan dapat merasa termotivasi dan berkinerja optimal.