Apa Itu Value Investing dan Bagaimana Cara Menerapkannya ala Warren Buffett?

Value investing adalah strategi investasi yang bertujuan untuk membeli saham, obligasi, properti, atau aset lainnya yang harganya lebih rendah dari nilai sebenarnya. Investor yang menerapkan value investing belajar untuk menemukan nilai intrinsik dari aset-aset tersebut, dan memiliki kesabaran untuk menunggu hingga mereka bisa dibeli dengan harga yang lebih murah dari nilai intrinsiknya.

Value investing berasal dari konsep yang dikembangkan oleh dua profesor Columbia Business School, yaitu Benjamin Graham dan David Dodd, pada tahun 1934. Konsep ini kemudian dipopulerkan oleh buku Graham yang berjudul “The Intelligent Investor” pada tahun 1949. Warren Buffett, salah satu investor sukses yang menganut value investing, adalah salah satu murid Graham di Columbia.

Warren Buffett adalah seorang investor legendaris yang mengelola perusahaan investasi Berkshire Hathaway. Dia dikenal sebagai “Orang Omaha” karena berasal dari kota kecil di Nebraska, Amerika Serikat. Dia mulai berinvestasi sejak usia 11 tahun dan terus belajar dan berkembang hingga sekarang.

Berikut adalah beberapa cara menerapkan value investing ala Warren Buffett:

Daftar isi

1.Investasikan pada apa yang Anda pahami

Salah satu prinsip dasar Warren Buffett adalah berinvestasi pada bisnis yang Anda pahami. Jangan tergoda oleh tren atau hype yang tidak sesuai dengan pengetahuan dan minat Anda. Carilah perusahaan yang memiliki produk atau layanan yang berkualitas, memiliki keunggulan kompetitif, dan memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang.

Contohnya, Warren Buffett berinvestasi pada Coca-Cola (KO), Apple (AAPL), dan Bank of America (BAC) karena dia mengerti bisnis mereka dan yakin dengan kinerja mereka.

Menurut sebuah studi ilmiah1, berinvestasi pada apa yang Anda pahami bisa meningkatkan kinerja portofolio Anda secara signifikan. Studi ini menunjukkan bahwa investor individu yang berinvestasi pada saham-saham yang berhubungan dengan pekerjaan atau hobi mereka memiliki return lebih tinggi daripada investor individu lainnya.

Baca juga  Apa Itu Investasi Dividen dan Bagaimana Bisa Pasif Income dari Dividen Saham?

2.Sabar adalah kunci keberhasilan

Warren Buffett adalah seorang investor jangka panjang yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar. Dia tidak menjual sahamnya hanya karena harganya turun atau naik secara drastis. Dia percaya bahwa nilai intrinsik sebuah perusahaan akan tercermin dalam harga sahamnya dalam jangka panjang. Oleh karena itu, dia sabar menunggu hasil dari investasinya dan tidak terburu-buru mengambil keuntungan.

Contohnya, dia membeli saham Apple pada tahun 2016 dan tidak menjualnya hingga sekarang, meskipun harganya sudah meningkat lebih dari 400%.

Menurut sebuah studi ilmiah2, berinvestasi secara jangka panjang bisa memberikan Anda keuntungan lebih besar daripada berinvestasi secara jangka pendek. Studi ini menunjukkan bahwa investor jangka panjang memiliki return lebih tinggi, risiko lebih rendah, dan biaya transaksi lebih rendah daripada investor jangka pendek.

3.Jadilah serakah ketika orang lain takut, dan takut ketika orang lain serakah

Warren Buffett memiliki filosofi investasi yang berbeda dari kebanyakan orang. Dia tidak mengikuti arus pasar, melainkan mencari peluang di saat-saat krisis atau ketidakpastian. Dia berani membeli saham-saham yang dianggap murah atau undervalued karena orang lain menjauhinya. Sebaliknya, dia menghindari saham-saham yang dianggap mahal atau overvalued karena orang lain mengejarnya.

Contohnya, dia membeli saham-saham perbankan pada saat krisis keuangan global tahun 2008-2009 dan mendapatkan keuntungan besar ketika pasar pulih.

Menurut sebuah studi ilmiah3, berinvestasi secara kontrarian bisa memberikan Anda keunggulan kompetitif di pasar. Studi ini menunjukkan bahwa investor kontrarian yang membeli saham-saham yang ditolak oleh pasar dan menjual saham-saham yang disukai oleh pasar memiliki return lebih tinggi daripada investor yang mengikuti sentimen pasar.

Baca juga  Apa itu Portofolio Investasi dan Bagaimana Cara Merancang Portofolio yang Sesuai Profil Risiko Anda?

4.Mintalah nasihat dari orang yang lebih berpengalaman

Warren Buffett tidak segan-segan belajar dari orang-orang yang lebih berpengalaman darinya dalam bidang investasi. Dia sering berkonsultasi dengan mentor-mentornya seperti Benjamin Graham, Philip Fisher, dan Charlie Munger. Dia juga membaca banyak buku, majalah, laporan keuangan, dan sumber informasi lainnya untuk menambah wawasan dan pengetahuannya. Dia bahkan bersedia membayar $3,4 juta untuk makan siang bersama dengan orang-orang yang dia anggap pintar dan inspiratif.

Salah satu contoh orang yang menjadi guru bagi Warren Buffett adalah Benjamin Graham, yang merupakan bapak dari value investing. Warren Buffett belajar langsung dari Benjamin Graham di Columbia Business School dan bekerja di perusahaannya, Graham-Newman Corporation. Dari Benjamin Graham, Warren Buffett belajar tentang konsep nilai intrinsik, margin of safety, dan Mr. Market.

Menurut sebuah studi ilmiah4, belajar dari orang yang lebih berpengalaman bisa meningkatkan kemampuan Anda dalam berinvestasi. Studi ini menunjukkan bahwa investor individu yang memiliki akses ke informasi dari orang dalam perusahaan atau analis profesional memiliki return lebih tinggi daripada investor individu yang tidak memiliki akses tersebut.

5.Nikmati proses belajar dan berinvestasi

Warren Buffett tidak hanya berinvestasi untuk mencari uang, tetapi juga untuk menyalurkan passion dan hobi nya. Dia sangat menikmati proses belajar dan berinvestasi, sehingga dia tidak merasa bosan atau jenuh. Dia selalu mencari tantangan baru dan bersemangat untuk mengembangkan portofolio investasinya. Dia juga tidak lupa untuk bersyukur dan berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan melalui kegiatan filantropi.

Salah satu contoh aktivitas yang menjadi kesenangan Warren Buffett adalah membaca laporan tahunan perusahaan-perusahaan yang dia minati. Dia mengaku bisa membaca laporan tahunan selama enam jam sehari tanpa merasa lelah. Dia juga suka mengikuti perkembangan pasar saham dan membaca berita-berita ekonomi dan bisnis. Dia bahkan membuat acara tahunan Berkshire Hathaway sebagai ajang hiburan bagi para pemegang sahamnya.

Baca juga  Pasar Uang vs Pasar Modal: Definisi, Perbedaan, Gambaran Umum

Menurut sebuah studi ilmiah5, menikmati proses belajar dan berinvestasi bisa memberikan Anda kepuasan dan kesejahteraan psikologis. Studi ini menunjukkan bahwa investor individu yang memiliki motivasi intrinsik, yaitu berinvestasi karena tertarik, senang, atau ingin belajar, memiliki tingkat kepuasan dan kesejahteraan psikologis lebih tinggi daripada investor individu yang memiliki motivasi ekstrinsik, yaitu berinvestasi karena ingin mendapatkan uang, prestise, atau pengakuan.

Kesimpulan

Value investing adalah strategi investasi yang bertujuan untuk membeli aset-aset yang harganya lebih rendah dari nilai sebenarnya. Value investing berasal dari konsep yang dikembangkan oleh Benjamin Graham dan David Dodd, dan dipopulerkan oleh Warren Buffett. Ada beberapa cara menerapkan value investing ala Warren Buffett, yaitu: investasikan pada apa yang Anda pahami, sabar adalah kunci keberhasilan, jadilah serakah ketika orang lain takut dan takut ketika orang lain serakah, mintalah nasihat dari orang yang lebih berpengalaman, dan nikmati proses belajar dan berinvestasi.

Iklan

Melalui buku ini, Anda akan belajar bagaimana Membangun kekayaan Melalui Investasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *